Gunakan Bahasa Lokal, Teater 3 SMAN 3 Denpasar Ramaikan Bulan Bahasa Bali

Ilustrasi pertunjukan teater, Foto: Pixabay

 

Schoolmedia News, Denpasar - Para pemain teater 3 SMA Negeri 3 Denpasar membawakan garapan seni sastra berjudul "Kilang" dengan dialog para pemainnya menggunakan bahasa Bali. Pertunjukan ini adalah bagian dari kemeriahan Bulan Bahasa Bali 2020 di Taman Budaya Provinsi Bali, Denpasar, semalam. 

"Jujur, kami memerlukan waktu latihan lebih banyak karena menggunakan bahasa Bali. Sulitnya, ketika mencari dialek yang pas, semisal dialek orang Bali, bahasa Bali alus, dan bahasa Bali lumrah," kata I Komang Nara Dhananjaya selaku pimpinan produksi garapan tersebut ditemui usai pementasan, Rabu, 5 Februari 2020. 

Dhananjaya menjelaskan, "Kilang" yang berarti cinta yang hilang, merupakan kisah cinta antara tokoh I Made Sarati dan Dayu Putu Priya ketika berlibur ke Sasak, Nusa Tenggara Barat. Kisah itu, kata Dhananjaya, disadur dari Novel berbahasa Bali karya I Wayan Bhadra karya dengan nama pena Gde Srawana tahun 1978.

Pertunjukan itu berdurasi 1,5 jam. Para siswa terbagi dalam beberapa bagian, yakni 12 pemain inti dan 28 kru yang terdiri dari pemain musik, vokalis dan kru panggung.

 

Baca juga: Menangkan Tender Rp 260 Miliar, Indonesia Cetak Uang Kertas Peru

 

Para pemain berdialog secara langsung dengan menggunakan bahasa Bali. Untuk memberikan suasana dalam setiap adegan, musik pengiringnya menggunakan perpaduan alat musik, diantaranya suling, gangsa, jembe kecil, dan gitar.

"Walau memakai musik, tetapi tidak semua adegan ada musiknya. Itu karena kami ingin menonjolkan dialog pemain, dan mendukung suasana pada adegan tertentu saja," ujarnya.

Menurut Dhananjaya, pertunjukan teater ini merupakan karya bersama, sebab setiap pemain ikut mengeksplorasi judul atau cerita yang diangkat.

"Dalam proses penggarapan, semuanya terlibat. Semua pemain mengeksplorasi cerita itu, yang diawali dengan membaca novel itu secara cermat," ujarnya.

 

Baca juga: Bupati Minta Pelajar SMA/SMK Ikut Aktif Bangun Desa

 

Walaupun demikian, kata Dhanajaya, untuk menentukan pemain itu diawali dengan melakukan "casting" sehingga benar-benar mendapatkan pemain yang mampu menjiwai peran.

Terkait pertunjukan ini, sang sutradara yakni Putu Ivan Bagaskara menjelaskan, untuk mewujudkan teater ini pihaknya melakukan latihan selama dua minggu. 

"Menampilkan sesolahan teater berbahasa Bali lebih sulit daripada yang berbahasa Indonesia," ujar Ivan.

Komentar

250 Karakter tersisa