Ajak Kurangi Sampah Plastik, Menlu Minta Pegawai Bawa Botol Minum

Ilustrasi tumpukan sampah plastik di pesisir, Foto: unsplash.com

 

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menggalakkan pengurangan sampah plastik dengan mengajak pegawai di kementerian itu untuk membiasakan menggunakan botol air minum sendiri.

"Ini adalah revolusi budaya yang pelan-pelan kita lakukan. Saya senang teman-teman muda di Kemlu menyambut baik kebiasaan ini," kata Retno di sela-sela "Pameran Capaian 4 Tahun Politik Luar Negeri RI" di Jakarta, Selasa, 8 Januari 2018.

Selain untuk mengantisipasi berbagai dampak buruk sampah plastik yang sulit terurai, kebiasaan itu, menurut Retno, perlu dilakukan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Secara pribadi, Retno menjelaskan, dengan membawa botol air minum sendiri ia bisa mengurangi hingga 10 botol plastik sekali pakai dalam sehari.

"Bayangkan kalau ada 2.000 pegawai di Kemlu, bisa berapa banyak plastik berkurang," ujar Retno.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Foto: ugm.ac.id

 

Selain botol air minum, Retno juga menggalakkan penggunaan sedotan dan alat makan berbahan stainless serta kantong belanja yang bisa dipakai berulang kali.

Komitmen mengurangi sampah plastik rupanya tidak hanya ditunjukkan di Kemlu RI di Jakarta, tetapi juga di perwakilan-perwakilan RI di luar negeri.

"Karena yang perlu kita jaga bukan hanya lingkungan di Indonesia tetapi juga dunia," tutur Retno.  

Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun di mana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.

Kantong plastik yang terbuang ke lingkungan itu sebanyak 10 milar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik. World Economic Forum 2016 pernah mencatat, dari seluruh plastik yang dihasilkan tersebut, hanya sekitar 2 persen yang dapat didaur ulang secara efektif, 14 persen didaur ulang, 14 persen dibakar, 4 persen menumpuk di TPA/TPS, dan 32 persen lainnya mengotori lingkungan.

Seperti diketahui, Indonesia saat ini menempati peringkat kedua penyumbang sampah plastik terbesar ke lautan. Apabila tidak segera ditanggulangi, World Economic Forum memprediksi di tahun 2050 akan lebih banyak sampah plastik di laut dibandingkan ikan.

Komentar

250 Karakter tersisa