PAUDPEDIA --- Sebanyak 119 Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dari sembilan provinsi menghadiri kegiatan Rapat Koordinasi Implementasi Gerakan Sekolah Sehat Regional 1 di Jakarta, Senin - Rabu (18 - 20 Maret 2024). Kegiatan dibuka Plt Direktur PMPK, Aswin Wihdiyanto, ST, MA didamping PIC PDM 11, Dr Nia Nurhasanah, M.Pd dan Ketua Tim Kemitraan dan Advokasi, Budi Priantoro S.T, M.T.
Sembilan provins dan sembilan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) yaitu Provinsi Maluku, Provins Sulawesi Utara, Provinsi Aceh, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta, Provins Kalimantan Tengah, Provinsii Bali dan Prov Riau.
Direktur PMPK, Aswin Wihdiyanto menjelaskan Gerakan Sekolah Sehat merupakan segala upaya yang dilakukan secara bersama-sama dan terus menerus oleh semua pihak mulai dari pemerintah pusat sampai ke pemerintah daerah, para mitra, satuan pendidikan, masyarakat pemangku kepentingan lainnya tentang pentingnya penerapan Sekolah Sehat dengan berfokus pada Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa dan Sehat Lingkungan di satuan pendidikan.
Dikatakan, manfaat Gerakan Sekolah Sehat untuk peserta didik yaitu pembudayaan Sehat Bergizi, Sehat Fisik dan Sehat Imunisasi agar status kesehatan meningkat dan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Manfaat untuk pendidik dan tenaga kependidikan yaitu adanya peningkatan kesehatan agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.
Sedangkan manfaat untuk orang tua dan masyarakat yaitu berperan dalam usaha peningkatan derajat/status kesehatan peserta didik, baik di sekolah maupun di rumah
"Sasaran Gerakan Sekolah Sehat yatu Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota. Sekolah/Satuan Pendidikan di semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan (PAUD, SD/MI/Sederajat, SMP/MTs/Sederajat, SMA/SMK/MA/MAK/Sederajat, SLB, SKB, dan PKBM). Peserta Didik, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Komite Sekolah, Orang tua, dan Masyarakat.
Semenetara itu PIC PDM 11 Gerakan Sekolah Sehat, Dr Nia Nurhasanah mengatakan cakupan Gerakan Sekolah Sehat saat ini tercatat mencapai 438.267 satuan pendidikan dengan jumlah peserta didik telah mendapat layanan GSS 49.460.594 siswa yang berasal dari seluruh jenjang pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Luar Biasa, Sanggar Kegiatan Belajar dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.
Berdasarkan dashboard Gerakan Sekolah Sehat, sudah 80% Satuan Pendidikan di Indonesia mengetahui Gerakan Sekolah Sehat. Sebanyak 30% Satuan Pendidikan mengimplementasikan secara berkelanjutan Gerakan Sekolah Sehat: Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Lingkungan dan Sehat Jiwa.
Satuan pendidikan binaan saat inii sudah 50% satuan pendidikan binaan dengan status kuning meningkat kategori status kesehatannya menjadi hijau di tahun 2024 untuk sehat bergizi, sehat fisik dan sehat imunisasi. Sekitar 50% satuan pendidikan binaan dengan status merah meningkat kategori status kesehatannya menjadi kuning di tahun 2024 untuk sehat lingkungan dan sehat jiwa. Sebanyak 75% Satuan Pendidikan binaan jenjang SD, SMP, SMA/SMK dan SLB terpetakan status kebugarannya.
Fokus Gerakan Sekolah Sehat
Sehat Bergizi
Sehat Bergizi bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik melalui penerapan pola makan yang tepat dan konsumsi makanan bergizi.
Kegiatan Sehat Bergizi terdiri dari
Pembiasaan makan dan minum dengan gizi seimbang termasuk minum air putih, makan buah dan sayur setiap hari
Peningkatan pemahaman Gizi Seimbang atau Isi Piringku.
Menghindari/meminimalisir konsumsi makanan cepat saji; makanan/ minuman yang berpemanis, berpengawet, kurang serat, tinggi gula, garam dan lemak.
Pembinaan Kantin sehat.
si Piringku
Isi Piringku merupakan pedoman yang disusun oleh Kementerian Kesehatan mengampanyekan konsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Dalam satu piring setiap kali makan, setengah piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan setengah lainnya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk. Selain itu, Isi Piringku juga memuat ajakan untuk mengonsumsi 8 gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, dan mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah makan.
Empat Komponen Kantin dan Jajanan Sehat di Sekolah
Dalam rangka menjamin penyelenggaraan kantin dan jajanan sehat di sekolah, terdapat beberapa komponen berikut ini yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:
Komitmen dan Manajemen Sekolah (termasuk monitoring/ supervisi dan evaluasi diri penyelenggaraan kantin dan jajanan sehat di sekolah).
Sumber Daya Manusia (Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola Kantin dan jajanan sehat di sekolah).
Sarana dan Prasarana (Kebersihan peralatan dan lingkungan).
Mutu Pangan (Aman, sehat dan bergizi).
Sehat Fisik
Dalam rangka mengurangi resiko obesitas dan meningkatkan kesehatan peserta didik, pembiasaan aktivitas fisik perlu dilakukan
Kegiatan Sehat Fisik terdiri dari
Pelaksanaan Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) atau senam kreasi lainnya (misalnya: Senam Gerak dan Lagu Jingle Sekolah Sehat) minimal seminggu sekali.
Gerakan peregangan pada pergantian jam pelajaran.
Optimalisasi 4 L (Lompat, Lari, Lempar, Loncat) melalui permainan rakyat dan olahraga tradisional pada jam istirahat.
Optimalisasi intrakurikuler dan ekstrakurikuler olahraga.
Pembiasaan jalan kaki
Pembiasaan jalan kaki
Pelaksanaan Tes Kebugaran Siswa Indonesia (TKSI).
Pembiasaan Aktivitas Fisik melalui Senam Kebugaran Jasmani (SKJ)
SKJ merupakan bentuk senam massal dengan rangkaian gerak tertentu dan diiringi musik, yang berguna meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik. Selain itu, senam kesegaran jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Pelaksanaanya juga dapat dilakukan secara massal, mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama.
Bagaimana Manajemen Pelaksanaan SKJ?
Frekuensi : sekali seminggu
Waktu : pagi hari sebelum kegiatan belajar mengajar, hari pelaksanaannya ditentukan oleh sekolah
Sarana : halaman sekolah/lapangan/aula, pemutar musik, laptop, LCD dan layar proyektor
Durasi : 10 s.d. 15 menit
Instruktur : Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dan peserta didik yang sudah terampil atau dapat meniru gerakan pada tampilan layar proyektor
Optimalisasi 4 L (Lari, Lompat, Loncat, Lempar) melalui Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional
Permainan rakyat dan olahraga tradisional merupakan warisan kebudayaan nenek moyang bangsa Indonesia yang tumbuh dan berkembang dalam komunitas masyarakat, diwariskan dan dimainkan dari generasi ke generasi. Penerapan permainan rakyat dan olahraga tradisional saat jam istirahat di sekolah merupakan salah satu upaya untuk melestarikan kekayaan budaya bangsa Indonesia melalui pendidikan dan menumbuhkan kembali karakter budaya bangsa. Selain itu, permainan rakyat dan olahraga tradisional dapat menjadi wadah dalam mengembangkan kemampuan motorik dan kebugaran jasmani peserta didik.
Sehat Imunisasi
Sehat Imunisasi bertujuan untuk meningkatkan capaian imunisasi peserta didik untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Kegiatan Sehat Imunisasi terdiri dari
Pemetaan status imunisasi. memeriksa riwayat imunisasi berdasarkan data dari fasilitas pelayanan kesehatan.
Pemberian rekomendasi. menyampaikan kepada orang tua atau wali tentang peserta didik yang belum mendapatkan imunisasi lengkap agar melengkapi imunisasinya.
Pelaksanaan imunisasi dasar lengkap bagi anak usia sekolah. Orang tua atau wali peserta didik dapat melengkapi imunisasi peserta didik
Bulan Imunisasi Anak Sekolah
Bulan Imunisasi Anak Sekolah adalah kegiatan nasional meliputi pemberian imunisasi pada anak usia SD/MI/bentuk lain yang sederajat yang dilaksanakan dua kali setahun setiap bulan Agustus untuk imunisasi Campak Rubela dan HPV; serta pada bulan November untuk imunisasi DT dan Td
Sasaran, Jenis dan Jadwal Pemberian Imunisasi
Sasaran BIAS adalah peserta didik kelas 1, 2, 5 dan 6 SD/MI/bentuk lain yang sederajat dan anak usia sekolah yang tidak sekolah. Jenis imunisasi yang diberikan pada pelaksanan BIAS bertujuan untuk mencegah penyakit Campak, Rubela, Difteri,Tetanus Neonatorum, dan Kanker leher rahim yang merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Imunisasi dalam kegiatan BIAS sangat bermanfaat untuk mencegah penyakit Tetanus, Difteri, Campak, Rubela dan Kanker leher rahim yang dapat menyebabkan disabilitas dan kematian. Setiap anak usia sekolah harus dipastikan memiliki riwayat imunisasi rutin lengkap, tidak hanya imunisasi pada saat bayi dan dibawah usia dua tahun, tetapi juga harus dilengkapi dengan imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah tingkat dasar.
Sehat Jiwa
Sehat Jiwa bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kesehatan fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga mampu menyadari kemampuan sendiri, mengatasi tekanan, bekerja/belajar secara optimal, dan memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Kegiatan Sehat Jiwa terdiri dari
Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan, salah satunya pada saat pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Sosialisasi kesehatan jiwa minimal satu kali dalam satu semester.
Menghindari/meminimalisir konsumsi makanan cepat saji; makanan/ minuman yang berpemanis, berpengawet, kurang serat, tinggi gula, garam dan lemak.
Pelaksanaan doa bersama sebelum dan sesudah pembelajaran.
Peningkatan pemahaman dan kapasitas pendidik terkait kesehatan jiwa.
Pelaksanaan skrining kesehatan jiwa peserta didik melalui koordinasi dan kerjasama dengan Puskesmas.
Sosialisasi Kesehatan Jiwa di Lingkungan sekolah.
Sosialisasi dilakukan bersama tenaga kesehatan dari Dinas Kesehatan, Puskesmas atau narasumber lain dengan frekuensi minimal 1 kali dalam 1 semester, topik yang bisa dipilih, meliputi:
Mengenali dan mengatur emosi, perilaku dan keterampilan psiko-sosial.
Pencegahan peredaran dan penggunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA); serta
Pemanfaatan internet/media sosial secara sehat dan bijaksana.
Aplikasi SIJIWA untuk Skrining Kesehatan Jiwa Peserta Didik
Skrinning kesehatan jiwa dilakukan untuk mengetahui masalah kesehatan jiwa yang dialami peserta didik, agar mempermudah melakukan konseling dan penanganan lanjutan dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Jiwa (SIJIWA) yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan (informasi terkait aplikasi ini dan cara pengisiannya dapat menghubungi Puskesmas setempat). Pengisian aplikasi dapat dilakukan oleh masing-masing peserta didik atau diisi bersama-sama dengan dipandu oleh satuan pendidikan bekerjasama dengan Puskesmas setempat.
Sehat Lingkungan
Lingkungan sekolah sehat dapat mendukung tumbuh kembang peserta didik secara optimal serta membentuk perilaku hidup bersih dan sehat serta terhindar dari pengaruh negatif.
Penulis Eko Harsono
250 Karakter tersisa