Rui-Katsu,Terapi Stres Unik Lewat Teknik Menangis di Jepang

Foto: Unsplash

 

Schoolmedia News, Jepang – Menangis biasanya merupakan hasil ungkapan perasaan seseorang saat merasa sedih, terharu, atau bahagia. Seseorang yang menangis kerap dinilai sebagai sosok yang cengeng dan lemah. Pria merupakan kalangan yang sering mendapat cap tersebut saat menangis. Sementara, wanita lebih dianggap wajar saat mengungkapkan perasaan dengan menangis.

Di balik tetesan air mata yang mengalir, ternyata ada manfaat menangis yang bisa didapatkan. Bagi sebagian orang di Jepang, menangis adalah salah satu terapi ampuh untuk menghilangkan beban atau stres dalam hidup. Terapi tersebut dinamakan rui-katsu, yang berarti mencari air mata, dilansir dari Japan Trends (18/9/2020).

Untuk mengikuti terapi ini, warga Jepang harus mendatangi guru terapi air mata profesional. Hidefumi Yoshida adalah salah satu guru terapi air mata di Jepang yang sudah menjalani profesinya selama tujuh setengah tahun. Dia sering mengadakan kelas atau seminar menangis bagi penduduk Jepang. Ia mengatakan kerap menggunakan film, berbagai buku anak-anak, dan surat untuk membuat pengikut kelasnya meneteskan air mata. Beberapa orang bahkan akan menangis hanya dengan menonton pemandangan alam yang menawan.

 

Baca juga5 Makanan Wajib Masuk Menu Diet Bagi Perempuan

 

Semua air mata itu dikeluarkan dengan tujuan utama menghilangkan stres atau perasaan tertekan dalam hidup.  Namun, Hidefumi berkata tidak semua bentuk tangisan berhasil menghilangkan rasa stres, untuk itu butuh terlebih dahulu muncul rasa terharu dan emosional.

"Tangisan yang paling diinginkan adalah saat kamu terharu hingga meneteskan air mata. Kita tahu bahwa air mata (yang sifatnya) emosional akan bekerja dengan sangat baik untuk melepas stres," ungkapnya.

Semakin keras tangisan tersebut, maka akan semakin baik dan lega pula perasaan seseorang. Dilansir dari WebMD (18/9/2020), Psikolog Klinis di UCLA, Stephen Sideroff mengatakan bahwa menangis dapat mengaktifkan sistem tubuh dengan cara yang sehat. Beberapa studi juga menemukan bahwa air mata emosional mengandung tingkat hormon stres yang lebih tinggi daripada air mata basal (alias pelumas) atau air mata refleks (yang terbentuk saat ada sesuatu di mata).

 

Baca jugaFuturistik, Begini Prediksi Desain Kursi Pesawat di Masa Depan

 

Begitu pula yang dipercayai Hidefumi, setelah menjadi terapis dan melakukan praktik menangis satu kali seminggu, ia merasa sistem imunnya meningkat dan jarang masuk angin seperti sebelumnya. Baginya saat ini banyak orang Jepang yang menahan tangisannya karena sejak kecil mereka dididik untuk tidak mudah menangis. "Alhasil, kami tumbuh dan belajar menjadi lebih tertutup," tambahnya.

Hal itulah yang menyebabkan mereka sering jatuh sakit dan stres. Semua itu karena kebanyakan orang Jepang beranggapan bahwa menangis adalah hal yang negatif. Hidefumi percaya bahwa tangisan mengungkapkan bagian diri yang sebenarnya.

Komentar

250 Karakter tersisa