Siasat Diknas Kutai Timur Agar Siswa Tetap Belajar Selama di Rumah  

Ilustrasi belajar di rumah, Foto: Pixabay

 

Schoolmedia News, Kutai Timur - Dinas Pendidikan Kutai Timur menerapkan dua sistem pembelajaran kepada para siswa selama pandemi Covid-19, yakni dengan cara daring atau online dan luring atau offline.

Kepala Dinas Pendidikan Kutai Timur Roma Malau menjelaskan kebijakan menerapkan sistem luring ini dikarenakan tidak semua wilayah di daerah itu terjangkau jaringan internet.

"Untuk siswa yang tinggal di kota, sistem pembelajaran online (daring) maupun melalui TVRI bisa dijangkau, tapi yang didaerah tidak ada signal (jaringan internet) maupun listrik dan TV, maka guru berusaha mendatangi muridnya dengan ketentuan hanya tiga murid saja," katanya, Kamis, 30 April 2020 di Kutai Timur. 

Pihaknya menyesuaikan sistem pembelajaran dengan kondisi geografis. Contohnya, kata Roma, ada beberapa kecamatan yang susah dijangkau, seperti di Busang dan Sandaran.

 

Baca juga: Ilmuwan Atlanta Klaim Temukan Vaksin Atasi Covid-19

 

Untuk mengetahui kendala-kendala di kecamatan-kecamatan, Roma melanjutkan, pihaknya rutin melakukan koordinasi melalui video conference (vicon) maupun melalui telepon seluler.

Terkait, sistem pembelajaran dari rumah yang telah ditetapkan pemerintah pusat hingga Desember 2020, Roma menyebutkan Disdik Kutai Timur masih belum menerima surat edarannya. Sementara ini, kata Roma, masih sampai 13 Juni 2020.

"Kami belum bisa memutuskan. Harus menunggu surat edaran resmi dari Kementerian Pendidikan. Kalau sudah disampaikan ke provinsi, kabupaten di seluruh Indonesia, baru bisa kami pelajari dan membuat regulasinya nanti," kata Roma.

 

Baca juga: BI Pastikan Pembebasan Biaya QRIS Bagi Usaha Mikro Hingga September

 

Melihat situasi saat ini, ia berharap Covid-19 ini lenyap, agar kegiatan belajar mengajar seperti biasanya bisa berjalan lancar.

"Kasihan juga anak-anak stres. Kita berharap Covid-19 ini segera lenyap dari bumi, supaya kita semuanya bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat," ucapnya.

Selama masa pandemi ini, ia tidak menyarankan anak-anak TK dibebani tugas oleh pihak sekolah. Melainkan, pihak sekolah lebih mengajarkan karakter, contoh saat ini sedang bulan puasa. 

"Jadi siswa diajarkan dengan pembinaan karakter saja, bagaimana shlat yang baik. Bagi yang beragama lain, melakukan sesuai dengan agamanya masing-masing," ujar Roma berharap.

Komentar

250 Karakter tersisa