Menristek Tugaskan BPPT Koordinir Strategi Kecerdasan Buatan 

Ilustrasi kecerdasan buatan, Sumber: Gerd Altmann/Pixabay

 

Schoolmedia News, Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menugaskan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mengoordinasikan pembuatan strategi kecerdasan buatan Indonesia.

"Saya sudah meminta kepada BPPT untuk me-'lead' (mengoordinasikan pembuatan) strategi artificial intelligence nasional, karena kita belum punya national artificial intelligence strategy dan kita akan segera selesaikan dalam tahun ini. Mudah-mudahan tidak lebih dari pertengahan tahun," kata Bambang dalam Rapat Kerja BPPT 2020 "Penguatan Daya Saing Melalui Inovasi, Transformasi Digital dan Kualitas SDM" di Gedung BPPT, Jakarta, Senin, 24 Februari 2020.

Kecerdasan buatan (artificial intelligence), kata Bambang melanjutkan, menjadi penting karena itu sangat dibutuhkan terutama untuk pelayanan publik.

"Kita harus bisa meyakinkan masyarakat bahwa yang namanya teknologi itu seperti artificial intelligence ini harus punya manfaat langsung kepada pelayanan masyarakat apakah di bidang kesehatan, pendidikan dan lainnya," tuturnya.

 

Baca juga: Kalbar Gelontorkan Rp 20 Miliar untuk 20.000 Perabot Sekolah

 

Untuk mendukung pengembangan kecerdasan buatan, Bambang memaparkan, maka diperlukan big data yang harus dikembangkan melalui data science dan data analysis.

"Tentunya, kecerdasan buatan dan internet of things harus dimanfaatkan untuk pengembangan dunia industri," ujarnya. 

Daya saing industri Indonesia ke depan, kata Bambang, tidak bisa hanya sekadar menjadi perakit atau assembler, tapi sudah saatnya menjadi desainer atau creator.

"Untuk bisa menjadi desainer dan creator, maka kita harus menguasai yang namanya revolusi industri keempat benar-benar untuk sektor manufaktur," ujarnya.

Kepala BPPT Hammam Riza menuturkan tim nasional untuk membuat strategi kecerdasan buatan nasional terdiri atas triple helix yaitu akademik, bisnis dan pemerintah serta komunitas.

"Kita akan menentukan paling tidak lima fokus area yang kita sebut sebagai prioritas. Salah satunya yang paling menarik adalah di bidang health care (kecerdasan)," ujarnya.

 

Baca juga: BPBD DIY: Susur Sungai SMPN 1 Turi Hanya untuk Pengenalan Alam

 

Hammam melanjutkan, lima fokus area potensial untuk menjadi sektor prioritas dengan strategi kecerdasan buatan yakni kesehatan, kebencanaan, electronic government, pangan, dan industri pertahanan.

BPPT dan semua pihak yang terlibat dalam tim nasional akan membahas lebih lanjut tentang strategi kecerdasan buatan nasional termasuk tentang lima bidan fokus yang akan disetujui oleh tim nasional. Pertemuan pembahasan akan dilakukan dalam waktu dekat yakni pada Maret 2020.
 

Komentar

250 Karakter tersisa