Kucurkan Rp 200 Juta, Yogyakarta Undang Akademisi Atasi Masalah Perkotaan 

Ilustrasi sampah, Foto: Pixabay

 

Schoolmedia News, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta kembali mengundang perguruan tinggi di DIY untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi Kota Yogyakarta melalui  penelitian. Masalah tersebut mulai dari pedagang kaki lima, sampah, hingga kesejahteraan.

“Ada beberapa permasalahan yang masih dihadapi Kota Yogyakarta, khususnya untuk penataan pedagang kaki lima (PKL), pengelolaan sampah karena umur TPA Piyungan terbatas, hingga upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono di Yogyakarta, Rabu, 19 Februari 2020.

Menurut dia, Pemerintah Kota Yogyakarta membutuhkan bantuan dari akademisi untuk memberikan saran atau masukan yang akan dijadikan bahan kajian penyusunan kebijakan berdasarkan hasil penelitian yang mereka lakukan.

 

Baca juga: Jepang Tawarkan Perawat Magang Banjarmasin Bergaji Rp 15 Juta

 

Pemerintah Kota Yogyakarta bahkan mengalokasikan anggaran untuk mendukung kegiatan penelitian yang dilakukan perguruan tinggi. Pada tahun anggaran 2020, dana penelitian yang dialokasikan mencapai sekitar Rp 200 juta untuk delapan penelitian.

Delapan penelitian yang akan dibiayai dengan APBD 2020 tersebut merupakan hasil seleksi dari proposal yang diajukan pada 2019.

“Untuk tahun ini, pengajuan proposal penelitian dilakukan pada 2021, sudah dibuka dan akan ditutup pada 7 April. Penyampaian proposal dilakukan secara online melalui https://riset.jogjakota.go.id/,” katanya.

 

Baca juga: Iuran Tidak Naik, Manfaat Beasiswa BPJamsostek Naik 1,350 Persen

 

Ia menyebutkan, setiap proposal penelitian yang terpilih akan memperoleh anggaran sekitar Rp 25 juta hingga Rp 30 juta.

Agus berharap proposal penelitian yang akan dimasukkan pada tahun ini dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi Kota Yogyakarta. Sehingga, kata Agus, tema pembangunan pada 2021 yang sudah ditetapkan yaitu peningkatan infrastruktur dan perekonomian berbasis pariwisata bisa dilakukan.

Sementara itu, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kota Yogyakarta Tri Retnani mengatakan, alokasi anggaran untuk setiap proposal yang lolos seleksi memang tidak terlalu besar, tetapi perguruan tinggi dapat menambahnya dengan anggaran dari sumber lain.

“Ini hanya sebagai stimulus saja. Karena keterlibatan perguruan tinggi dalam penelitian ini merupakan bagian dari program Gandeng Gendong yaitu mendorong keterlibatan perguruan tinggi untuk mendukung upaya pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

 

Baca juga: 10 Kasus Kekerasan Anak dan Wanita Tahun 2019 Terjadi di Solok Selatan

 

Ia berharap, proposal penelitian yang masuk pada tahun ini bisa mencapai sekitar 60 hingga 100 judul. Proposal akan diseleksi oleh Tim Jaringan Penelitian Kota Yogyakarta untuk dipilih enam hingga 10 penelitian.

Terkait hal ini, Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan salah satu permasalahan yang dihadapi Kota Yogyakarta adalah mewujudkan kota yang nyaman huni.

“Kepadatan di Kota Yogyakarta saat ini rata-rata 14.000 jiwa per meter persegi. Sudah sangat padat. Jika tidak dikelola, maka bisa berimbas ke sektor lain seperti wisata,” katanya.

Ia berharap, Kota Yogyakarta bisa melakukan antisipasi sejak awal agar kenyamanan kota tetap bisa dijaga sehingga Yogyakarta tetap menjadi destinasi wisata favorit di Indonesia.

Komentar

250 Karakter tersisa