Kemristek Kembangkan Vaksin Covid-19 dalam Waktu 1 Tahun 

Ilustrasi kegiatan penelitian di laboratorium, Foto: Pixabay

 

Schoolmedia News, Jakarta - Kementerian Riset dan Teknologi /Badan Riset dan Inovasi Nasional melalui Konsorsium Covid-19 sebagai tim yang akan fokus pada penanganan Covid-19 akan mengembangkan vaksin Covid-19 dalam waktu kurang lebih 12 bulan.

"Selain itu tentunya dengan terlibat dalam pengujian sampel kita harapkan dipimpin oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Kita coba untuk mengembangkan vaksin untuk Covid-19," kata Menristek Bambang Brodjonegoro pada konferensi video bersama awak media di Jakarta, Kamis, 26 Maret 2020. 

Dia menuturkan, waktu 12 bulan untuk pengembangan vaksin terbilang cukup cepat, namun akan diupayakan berbagai cara jika sekiranya dapat dikembangkan dalam jangka waktu yang lebih pendek.

Kemristek juga membuka kemungkinan untuk bekerja sama dengan pihak luar negeri yang juga ingin atau sedang mengembangkan vaksin untuk Covid-19 dalam rangka percepatan pengembangan vaksin itu.

"Secepat dan seakurat mungkin kita bisa menciptakan vaksin untuk penanganan Covid-19," ujar Bambang.

 

Baca juga: Federer Donasikan Rp 16,5 Milyar untuk Keluarga Terdampak Covid-19

 

Jika ada pihak luar negeri yang berhasil memproduksi vaksin, Bambang menegaskan, bukan berarti Indonesia tidak menciptakan vaksin itu. 

Menurut Bambang, Indonesia harus mempunyai kemampuan untuk memproduksi vaksin tersebut karena vaksin Covid-19 dibutuhkan semua penduduk Indonesia. Selain itu, dunia juga membutuhkan vaksin itu.

Apalagi, kata Bambang, jika produksi vaksin Covid-19 di luar negeri itu masih terbatas untuk diekspor karena tentu akan terlebih dulu memenuhi kebutuhan penduduk dalam negeri masing-masing. 

Oleh karena itu, Bambang melanjutkan, kemandirian bangsa Indonesia sangat dibutuhkan dalam memproduksi vaksin Covid-19 agar tidak bergantung pada luar negeri. Ini akan menjadi masalah ketika vaksin dibutuhkan dalam jumlah banyak secara mendesak, tapi suplai impor tidak mampu mendukung.

"Jadi kemampuan kita secara mandiri membuat vaksin itu sangat diperlukan dan tentunya komunitas Ristek/BRIN sudah siap untuk mengembangkan vaksin tersebut dengan didukung fasilitas yang sangat memadai seperi laboratorium bio safety level 3 di Eikjman dan LIPI," tuturnya.

 

Baca juga: Ibunda Presiden Jokowi Wafat

 

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan pihaknya sedang mendiskusikan pengembangan vaksin dengan para peneliti dan PT Bio Farma.

"Kami merencanakan akan membuat satu vaksin mengingat waktunya yang cukup pendek dan dikaitkan dengan 'feasibility;-nya (kelayakannya), dan diharapkan bisa membangkitkan respon imun yang sangat baik," tutur Amin.

Ia berharap, vaksin bisa membangkitkan atau menstimulasi pembentukan anti bodi sehingga bisa melawan serangan virus corona penyebab Covid-19, sehingga virus itu tidak mampu menginfeksi tubuh.

"Tentunya anti bodi harus bisa mempunyai sifat protektif artinya melindungi dari infeksi virus mudah-mudahan tidak terjadi infeksi kalau terjadi infeksi juga tidak berat," ujarnya.

 

Baca juga: Dilarang Nge-Mal, Pebalap Nasional Alihkan Kejenuhan dengan Baca Buku

 

Vaksin tersebut, kata Amin, dikembangkan juga harus memiliki sifat proteksi silang (cross protection) antara antigen vaksin terhadap virus Corona yang sedang beredar.

Pihaknya juga berharap vaksin yang dikembangkan itu bisa melindungi masyarakat Indonesia dari infeksi virus Corona berikutnya.

Karena, hingga saat ini, sudah ada tiga jenis virus Corona yang menyerang yakni Middle East respiratory syndrome-related coronavirus (MERS-CoV), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV), dan Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2).

"Proses pengembangan vaksinnya butuh waktu yang cukup lama sekitar 12 bulan walaupun kami berharap bisa lebih pendek tapi mungkin ketika vaksin ini tersedia Insya Allah pandemi (Covid-19) yang saat ini berlangsung sudah turun tapi kemampuan ini harus tetap dijaga dan dipelihara sehingga nanti kalau ada ancaman berikutnya kita tinggal hanya pencet tombol saja langsung bisa memproduksi vaksin dalam jumlah cukup besar," tuturnya.

 

Baca juga: Kerja Santai, Ini 5 Ide Pekerjaan Fleksibel untuk Anak Muda

 

Dalam waktu dekat, Lembaga Eijkman akan berkirim surat ke semua institusi potensial untuk terlibat dalam pengembangan vaksin Covid-19.

Lembaga Eijkman membutuhkan ahli dari berbagai bidang di antaranya imunologi, vaksinologi, virologi, percobaan pada hewan, dan kloning molekuler, dan mengajak ahli-ahli di bidang tersebut untuk bergabung di Konsorsium Covid-19.

Komentar

250 Karakter tersisa