ITB dan Kyoto Kolaborasi Kembangkan Teknologi Eksplorasi Sumber Daya Panas Bumi

Sumber: ITB

 

Schoolmedia News, Bandung - Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Kyoto University Jepang, memperkuat kolaborasi penelitian di bidang pengembangan teknologi eksplorasi sumber daya panas bumi melalui proyek BAGUS atau Beneficial and Advanced Geothermal Use System.

Sebelumnya, sejak 24 April 2015 hingga 24 April 2020, ITB dan Kyoto University telah berkolaborasi dalam sebuah proyek penelitian bernama BAGUS di bawah Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development (SATREPS). 

Proyek penelitian ini, melansir dari laman ITB, didanai oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk ITB dan oleh Japan Science and Technology Agency (JST) untuk Kyoto Unviersity. Proyek ini bekerja sama dengan tiga pihak, yaitu Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi (CMCGR)-Badan Geologi, Star Energy Geothermal (Wayang Windu) Ltd., dan PT Geo Dipa Energi (Persero).

 

Baca juga: Merdeka Belajar Dipatenkan Swasta, FSGI Pertanyakan Kemendikbud

 

Proyek ini didasari oleh beberapa masalah global seperti manifestasi fenomena yang menunjukkan “Pemanasan Global”, kebutuhan untuk meningkatkan penggunaan sumber daya energi terbarukan, masalah biaya dalam eksplorasi, pengembangan sumber daya panas bumi, dan kerentanan sumber daya panas bumi.


Ada tiga tujuan proyek tersebut yang dikenal sebagai 3S, yaitu (1) deteksi titik-titik uap (Steam-Spot Exploration), (2) minimalisasi beban lingkungan (Sustainable Development), dan (3) Maksimalisasi penggunaan sumber daya dan pembangkit (Survivability).

Dengan proyek ini, JICA telah memasang beberapa peralatan dan perangkat lunak laboratorium modern dengan total anggaran JPY282,5 juta atau setara dengan sekitar Rp 36 miliar. Semua peralatan dan perangkat lunak dipasang di Laboratorium Hidrogeologi dan Hidrogeokimia FTTM ITB.

Terlepas dari Proyek BAGUS, peralatan ini juga disediakan untuk layanan terhadap sivitas akademika ITB, universitas dan lembaga lainnya, misalnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Narkotika Nasional Indonesia, Badan Nasional Pengawasan Obat dan Makanan, Pusat Laboratorium Forensik-Kepolisian Republik Indonesia, PT Biofarma (Persero), PT Len Industri (Persero), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Publik Republik Indonesia. 

 

Baca juga: Dirjen GTK: 2 Prinsip Utama Pengajaran Masa Pandemi

 

Selain fasilitas-fasilitas laboratorium itu, proyek lima tahun ini juga telah menghasilkan beberapa hasil di antaranya sebagai berikut:

• Publikasi dalam prosiding dan jurnal internasional (lebih dari 20 paper).
• Tugas akhir untuk program sarjana (kurang lebih 20 mahasiswa) di ITB, tesis magister (kurang lebih 15 siswa) di ITB, dan disertasi Ph.D. (4 mahasiswa) di Kyoto University.
• Program pelatihan jangka pendek dalam ilmu dan teknologi panas bumi di Kyoto University yang diadakan selama empat gelombang dan diikuti oleh 40 peneliti junior (mahasiswa magister) ITB, 5 asisten peneliti ITB, 6 ilmuwan/insinyur/staf CMCGR (Badan Geologi), dan perusahaan panas bumi.
• Pengembangan lokasi panas bumi baru di ladang panas bumi Wayang Windu dan Patuha, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Tahun ini (April 2020 hingga Maret 2021) Kyoto University memperluas kolaborasi penelitian baru di bawah skema Percepatan Implementasi Sosial untuk Pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) atau disebut sebagai Proyek aXis yang didanai oleh JST. 

 

Baca juga: Dana KJP Plus Bulan Juli Cair Hari Ini, Berikut Jadwalnya

 

Proyek baru ini adalah implementasi Proyek BAGUS di lapangan panas bumi Patuha dengan total anggaran sekitar 800.000 dolar AS. Judul proyek tersebut adalah "Accuracy Improvement and Demonstration by Boring Survey of Steam-Spot Detection Technology for Locating Drilling Sites of Geothermal Production Wells". 

Dalam proyek ini, titik pemantauan radon dan merkuri tambahan dan beberapa survei geofisika seperti Audio-Magnetotelluric (AMT) dan metode Transient Electromagnetic (TEM) telah direncanakan. 

Selain itu, pengeboran inti dangkal untuk pengukuran gradien termal dan analisis geokimia sampel inti dan fluida direncanakan untuk satu sumur dengan kedalaman total sekitar 600 m di wilayah kerja PT Geo Dipa Energi (Persero).

Komentar

250 Karakter tersisa