Dokter: Waktu Terbaik Periksa Jantung Saat Usia 20 Tahun

Foto: Pixabay


Schoolmedia News, Jakarta - Memeriksakan kondisi jantung demi mendeteksi dini adanya masalah di salah satu organ vital itu, semisal henti jantung seperti yang diduga pernah dialami mendiang penyanyi Didi Kempot bisa mulai sejak usia 20 tahunan.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Vito Anggarino Damay mengatakan jika di usia 20 tak ada masalah di jantung maka kita disarankan kembali memeriksakan jantung lima tahun kemudian.

"Kalau usia 30 tahunan atau di atas 40 taun sebaiknya setahun sekali. Kalau terdeteksi ada darah tinggi atau kolesterol tinggi bisa cek berkala sesuai kondisinya," kata dia dalam diskusi via daring, Rabu, 6 Mei 2020. 

 

Baca juga: PBB: Anak-anak Lebih Sering Online Sejak Pandemi

 

Menurut Vito, pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain melalui wawancara medis, EKG atau alat rekam listrik jantung, foto X-ray dada atau yang dikenal awam sebagai foto rontgen.

"Pemeriksaan fisik dan wawancara medis oleh dokter bisa menemukan adanya kebocoran klep jantung, sekat jantung, gangguan irama jantung, tanda lemah jantung atau kecurigaan penyakit jantung koroner," ujarnya.

Nantinya jika diperlukan, ada pemeriksaan lain yang diperlukan sesuai kondisi. Vito mengatakan, pemeriksaan jantung setidaknya bisa bisa membuat kita lebih sadar akan kesehatan dan kondisi tubuh.

Kemudian, mengenai masalah henti jantung yang diduga dialami penyanyi Didi Kempot sebelum menghembuskan napas terakhirnya beberapa waktu lalu, penyebabnya beragam termasuk serangan jantung.

"Walaupun demikian, memang henti jantung mendadak pada umumnya disebabkan serangan jantung bila tidak ada penyebab lain yang memungkinkan. Contoh orang infeksi berat, kecelakaan, kehabisan darah juga ujungnya henti jantung ketika meninggal tapi bukan disebabkan serangan jantung," papar dia.

 

Baca juga: Kemenkes: Orang Tua Mesti Kreatif Jaga Stres Anak Selama Pandemi

 

Vito menjelaskan, henti jantung merupakan kondisi saat jantung tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai pompa yang efektif, dan dengan demikian tidak terjadi sirkulasi darah yang cukup untuk memberikan suplai ke otak dan jaringan tubuh.

Penanganan pada mereka yang mengalami henti jantung dokter bisa dengan CPR atau RJP, pada dasarnya pijat jantung luar dan bantuan napas buatan.

Sebelum mengalami masalah jantung, seseorang umumnya mengalami gejala seperti sakit dada, sesak napas, berdebar-debar, pingsan, kaki bengkak dan gejala ini bisa muncul bersamaan.

Komentar

250 Karakter tersisa