Foto: Unsplash
Schoolmedia News, Amerika Serikat – Hingga saat ini virus Corona masih menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Virus corona menyebar melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut ketika seseorang yang terinfeksi virus ini bersin atau batuk. Dan seperti yang kita ketahui melalui tangan seseorang bisa terkena virus ini.
Kamu tentunya sudah familiar dengan gejala virus corona yang umum, misal sesak napas dan batuk. Tetapi, COVID-19 juga bisa menyebabkan gejala neurologis. Ternyata, virus ini juga dapat membuat otak penderitanya rusak. Sebuah studi yang dipublikasi di JAMA Neurology, menemukan bahwa komplikasi yang terjadi pada anak-anak yang mengidap kondisi serius terkait virus corona.
Dilansir dari Daily Star, Rabu (8/7/2020) kondisi tersebut bisa menyebabkan anak-anak mengalami sakit kepala, tanda-tanda kerusakan otak, hingga kelemahan otot. Dalam kondisi tersebut, dikenal sebagai multi-system inflammatory syndrome pada anak-anak (MIS-C). MIS-C sendiri kondisi langka yang bisa mengancam jiwa dalam beberapa kasus selama atau tidak lama setelah anak terinfeksi virus corona (Covid-19).
Baca juga: Unik, Perusahaan Ini Tawarkan Liburan Ke Luar Angkasa Dengan Balon Udara
Gejala yang dapat memperburuk keadaan ditandai dengan ruam kulit, demam, masalah pernapasan dan penurunan tajam dalam tekanan darah yang bisa menghambat pasokan oksigen bahkan hingga menyebabkan kematian. Kondisi tersebut terjadi karena disebabkan oleh respon imun yang lemah terhadap virus, bukan karena gejala yang disebabkan oleh penyakit.
Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati 27 anak yang memiliki gejala yang konsisten dengan MIS-C, empat di antaranya juga memiliki gejala neurologis. Sebagian besar anak-anak tidak mengalami gejala virus Corona yang serius dan kecil kemungkinan memiliki tanda-tanda mirip flu yang terkait dengan penyakit ini dibandingkan orang dewasa.
Dari tes ini menunjukkan ada tanda-tanda kerusakan otak pada corpus callosum, bagian yang membantu kedua sisi organ berkomunikasi satu sama lain. Tetapi, tidak ada anak yang melaporkan memiliki gejala pernapasan meskipun mereka semua dinyatakan positif virus Corona. Para peneliti mengatakan setidaknya ada empat anak yang dilaporkan mengalami kerusakan otak sehingga mereka membutuhkan perawatan intensif setelah mengalami syok dan juga harus menggunakan ventilator.
250 Karakter tersisa