Benarkah Kesopanan Warganet Indonesia Terburuk Se-Asia Tenggara?

Foto: Unsplash

 

Schoolmedia News, Jakarta – Orang Indonesia dikenal dengan keramahan dan sopan santun yang kental dengan aneka ragam budayanya. Citra keramahan ini pun tak ayal menjadi magnet para pelancong asing untuk berwisata ke Indonesia. Namun, belakangan ini citra sopan santun orang Indonesia sedikit tercoret. Hal ini berawal dari sebuah survei yang dilakukan perusahaan software raksasa Microsoft.

Belum lama ini, banyak warganet Indonesia dibuat gerang oleh survei yang dikeluarkan oleh Microsoft. Digital Civility Index (DCI) yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya, ini menyatakan kalau orang Indonesia menempati urutan terbawah di survei ini. Dilansir dari Kompas, Senin (8/3/2021) warganet Indonesia memperoleh 76 poin, dan di survei ini, semakin tinggi angkanya berarti semakin buruk kualitasnya.

Sebagai pembanding Singapura yang berada di urutan pertama memiliki 59 poin. Memang survei ini hanya menampilkan 6 negara Asia Tenggara. Setelah Singapura, ada Malaysia di urutan kedua dengan 63 poin, diikuti oleh Filipina 66 poin. Thailand menduduki posisi keempat dengan 69 poin, kemudian Vietnam di urutan kelima dengan 72 poin, tepat berada di atas Indonesia. Microsoft tidak memaparkan laporan DCI untuk negara Asia Tenggara lainnya. 3 Indikasi atau faktor yang memengaruhi buruknya tingkat kesopanan netizen Indonesia:

 

Baca jugaJohnson & Johnson Siap Rencanakan Uji Klinis Vaksin COVID-19 untuk Bayi

 

1.    Hoaks dan penipuan
Menurut survei, ada peningkatan 13 poin hingga mencapai 47% terkait hoaks dan penipuan di internet.

 

2.    Ujaran kebencian
Kamu mungkin familier dengan kata-kata ‘ujaran kebencian’ yang sering dibahas di berita dan pasal UU ITE yang digunakan untuk memperkarakan beberapa orang. Tahun ini, hasil survei menunjukkan peningkatan 5 poin dari tahun sebelumnya menjadi 27%

 

3.    Diskriminasi
Namun, terkait diskriminasi, ada penurunan 2 poin menjad 13% di tahun ini. Dilansir dari Coconuts, Senin (8/3/2021) uniknya ketiga hal dan perlakuan negatif di atas dialamai 48% responden dari orang yang tidak dikenal di internet, dan 24% menyakan kalau mereka mengalaminya baru-baru ini (seminggu sebelum disurvei)

 

Namun sedihnya, tak lama setelah hasil survei ini ramai diberitakan, netizen Indonesia pun ramai-ramai menyerbu akun Instagram @microsoft dan melakukan perundungan di kolom komentar. Jadi seakan-akan seperti pembenaran bahwa hasil survei tersebut benar adanya. Lalu pentingkah sopan santun di dunia maya? 

 

Baca jugaRahasia Rambut Lebat dan Berkilau dengan Arang Aktif

 

Untuk para penggiat online (bahasa kerennya: netizen), isu tentang netiket barangkali sudah basi. Buat orang-orang yang sehari-hari memang bekerja dan bersentuhan dengan ranah maya, topik ini pasti membosankan. Di dunia maya, siapa saja bisa melakukan apa saja, dan mengatakan apa saja, kepada siapa saja. Nyaris tidak ada sensor, meski peraturan perundang-undangan untuk itu sebenarnya sudah ada. 

Namun pada prakteknya, biasanya kita malas membaca, apalagi menghafal isi undang-undang dan segala macam sanksi di dalamnya. Tentunya memiliki sopan santun di dunia maya penting dimiliki oleh siapa saja demi kenyamanan semua orang. Apa yang bisa kamu lakukan untuk jadi warganet yang sopan?

 

1.    Saring sebelum sharing
Jangan jadi penyebar hoaks dan berita bohong. Berhenti di kamu dan cek kebenarannya sebelum dibagikan ke orang lain.

 

2.    Tidak perlu ramaikan perundungan
Meski bukan kamu yang memulai, tidak perlu juga mengompori dan memanas-manasi bila ada perundungan di internet, terutama di media sosial.

 

3.    Laporkan!
Daripada share dan ikut ramai menghujat di kolom komentar, bisa klik saja, laporkan bila ada unggahan hoaks atau meresahkan.

Komentar

250 Karakter tersisa