Rektor IAIN Palu: Jarak Bukan Kendala Guru dalam Pembelajaran Pada Era 4.0 

Ilustrasi suasana belajar mengajar, Foto: Pixabay

 

Schoolmedia News, Palu - Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah Sagaf S. Pettalongi mengemukakan jarak tidak harus menjadi kendala bagi guru dalam proses pembelajaran pada era industri 4.0.

"Di era 4.0 saat ini, jarak bukan lagi menjadi kendala. Karena sudah tidak logis jika ada guru yang enggan pergi ke sekolah untuk mengajar murid dengan alasan jarak yang jauh. Karena di era ini, jarak bukan kendala guru," ucap Sagaf di Palu, Kamis, 6 Februari 2020. 

Pernyataan itu ia sampaikan dalam seminar nasional bertema "Transformasi Pembelajaran Menyongsong Era Societ 5.0" yang diselenggarakan Kanwil Kementerian Agama Sulteng.

 

Baca juga: Gunakan Bahasa Lokal, Teater 3 SMAN 3 Denpasar Ramaikan Bulan Bahasa Bali

 

Kecanggihan teknologi digital dalam era revolusi industri 4.0 dalam pendidikan, kata Sagaf, mampu menunjang proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas.

Bahkan, Sagaf melanjutkan, kehadiran teknologi digital membuat jarak tak berarti, sebab di mana pun dan kapan pun guru dan siswa dapat berinteraksi di dalam maupun di luar kelas.

Oleh karena itu, guru harus melek, terbiasa dan mahir, serta menggunakan teknologi digital yang merupakan tuntutan kebutuhan pendidikan dan proses pembelajaran.

"Maka mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, guru harus bisa menggunakan teknologi digital. Apalagi kita akan berhadapan dengan era 5.0, yang perkembangan teknologi digital sangat cepat," ujar Guru Besar Managemen Pendidikan IAIN Palu itu.

Distribusi sumber pembelajaran berbasis digital, menurutnya juga lebih mempermudah proses pembelajaran. Karena, setiap elemen dapat mengoperasikan, memanfaatkan, dan menggunakannya kapan dan di mana pun.

"Era 4.0 telah mengubah transformasi pembelajaran dari pendekatan tradisional ke dalam model digital dengan pemanfaatan teknologi informasi," ujarnya.

 

Baca juga: Gandeng Institut Teknologi Jepang, Kemdikbud Tingkatkan Kerjasama Pendidikan Tinggi

 

Terkait dengan peran perguruan tinggi mencetak guru menghadapi era 5.0, Sagaf mengatakan, pendidikan berbasis kompetensi menjadi salah satu misi utama perguruan tinggi dengan pendekatan tekologi informasi menjadi pilihan utama.

"Perguruan tinggi harus memanfaatkan internet of things (IoT), sehingga komunikasi dalam pendidikan menjadi multiarah. Perlu juga perguruan tinggi memanfaatkan virtual dalam pendidikan, agar dapat membantu mahasiswa memahami teori-teori yang membutuhkan simulasi tertentu sesuai kondisi sebenarnya," katanya.

Perguruan tinggi juga perlu memanfaatkan artificial intelligence (AI) dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, terutama dalam platform pembelajaran daring, kemudian merekonstruksi kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan IPTEK.

Seminar nasional itu, melibatkan ratusan peserta, antara lain kalangan guru, pengawas sekolah, dan kepala madrasah di bawah naungan Kemenag.
 

Komentar

250 Karakter tersisa