Wiwin Puji Lestari,S.Pd SMKN 1 Giritontro. foto: news.schoolmedia.id
SCHOOLMEDIA NEWS, Jakarta - Pancasila dalam Pemaknaan keragaman dan perbedaan menjadi warna di indonesia setelah reformasi berjalan 20 tahun terutama bagi pembangunan character bangsa ini. Penghayatan dan Pengamalan pancasila mampu menjadi perekat seluruh dimensi perbedaan yang bersinergis dengan pembentukan struktur sosial masyarakat yang rapih.
Selama ini ancaman disintegrasi, terkikisnya kepercayaan publik, tercerabutnya akar budaya pribumi adalah sesuatu yang membuat daya ikatan pancasila menjadi terancam bangkrut dan menyuburkan kecurigaan-kecurigaan antar sesama. Hal inilah sebenarnya tantangan doktrin pancasila diabad XXI ini. Pancasila sudah saatnya bangkit untuk melakukan penegasan maupun berbenar diri sehingga bangsa ini lebih strong dalam menghadapi berbagai tantangannya dan memudahkan untuk melangkah. Indonesia memiliki prinsip, cita dan tujuan yang sama derajatnya dengan bangsa disana.
Pancasila sebagai dasar Negara, ideology, falsafah, dan pandangan hidup yang objektif dalam masyarakat Indonesia yang didalamnya terkandung nilai dasar (intrinsik), nilai instrumental dan nilai praksis. Selain itu, pancasila memiliki dimensi yaitu realita, idealisme, fleksibilitas dan nasionalisasi kesejahteraan nasional. Kemajuan iptek dan pasar bebas bermotifli beralisasi ekonomi yang berdampak langsung pada proses pergeseran peradaban.
Baca juga: Monopoli PPKn Tingkatkan Moral Anak Bangsa
Pancasila menjelma sebagai kepribadian bangsa yang hidup di tanah air kita sejak dahulu hingga sekarang yang memiliki keluhuran memuaskan sehingga dapat diterima oleh bangsa lain didunia sebagai dasar hidup mereka dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia. Karena pancasila sakti kerohanian ke-Tuhanan Yang Maha Esa, perikemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan sosial.
Pancasila harus menunjukan konteks pemecahan pudarnya ikatan kebangsaan seperti primordialisme, apatisme, individualism, disorientasi nilai keagamaan, sikap permisif, materialistic, sekuler dan kriminalitas seperti pembunuhan, tawuran, penyalahgunaan narkotika, pornografi dan lain sebagainya. Maka oleh karena itu mari memperkuat doktrin pancasila sebagai solusi yang sangat sesuai dengan falsafah hidup masyarakat, nilai-nilai agama, dan kearifan local.
Sebagaimana diketahui bahwa pancasila hasil rumusan nilai-nilai luhur bangsa sebagai ideologi pemersatu yang digali dari akar budaya bangsa-bangsa diIndonesia dan dunia seluruhnya. Sehingga diabad XXI ini pancasila sebagai trend ideology pencerahan yang mengandung kebersamaan, keseteraan, keadilan, dan perwujudan kemanusiaan dengan mencerminkan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya.
Baca juga: Akademisi: Peringatan Hari Guru Momentum Memaksimalkan Kompetensi
Aktualisasi sila pertama, bahwa seluruh manusia didunia ini taat kepada dan mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir. Kemudian Sila kedua, bertindak adil dalam nilai-nilai kemanusian dan keseteraan. Sila ketiga, ikut memperjuangkan kepentingan nasional bangsanya dan persatuan, perjuangan, nasionalisme adalah penting untuk dipelihara. Sila keempat, mengajak sesame manusia didunia ini bersikap peka dan ikut serta dalam kehidupan politik pemerintahan negara secara langsung maupun tidak langsung. Sila kelima, mewujudkan keadilan sosial diseluruh lapisan negeri tanpa memandang suku agama dan ras demi kesejahteraan umum.
Maka dari itu, bangsa yang memiliki karakter yang kuat akan menjadi bangsa maju. Ciri-ciri bangsa yang maju adalah masyarakatnya berpikiran progres, berdaya dan berkembang, berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional dan mampu menghadapi tantangan global.
Pancasila Pandangan Hidup Abad XXI Pancasila merupakan pandangan hidup dan falsafah bangsa Indonesia yang akan menjadi rujukan dunia. Artinya bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki tujuan untuk menjunjung tinggi kemanusiaan, keadilan, persatuan, kesatuan, keserasian, keselarasan dan keseimbangan.
Pancasila akomodatif menganut system pemerintahan demokrasi berdasarkan kebijaksanaan musyawarah dan mufakat. Pancasila diamalkan melalui pembangunan politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan. Dengan demikian, mendalami nilai-nilai luhur pancasila tentu kita sadar dan yakin akan keunggulan pancasila. Pancasila memberikan kedudukan tinggi dan mulia atas potensi dan martabat manusia dari seluruh silayang dijiwai dan dilandasi asas normatif theisme-religius bahwa karya besar itu karunia dan anugerah Maha Pencipta sekaligus amanat untuk dinikmati dan disyukuri oleh umat manusia berdasarkan asas keseimbangan dan kewajiban akan tegak amanat Maha Pencipta ini sebagai integritas moral martabat manusia.
Baca juga: Mendikbud Ajak Guru Lakukan Perubahan
Manusia di dunia ini wajib mengakui dan menerima kedaulatan Maha Pencipta atas semesta seperti pancasila, termasuk atas nasib dan takdir manusia. Pancasila memancarkan identitas dan integritas sebagai sistem HYPERLINK "https://www.kompasiana.com/tag/filsafat" filsafat theisme-religious. Integritas demikian sebagai bagian dari keunggulan dari sistem filsafat barat timur selatan utara, karena sesuai dengan potensi martabat dan integritas kepribadian manusia. Bangsa Indonesia percaya bahwa kita mewarisi berbagai keunggulan sebagai anugerah sekaligus amanat Allah Maha Pencipta baik dari keunggulan natural yang berakar pada pandangan hidup bangsa, sehingga memenuhi prasyarat sebagai suatu ideologi terbuka. Sekalipun suatu ideologi itu bersifat terbuka, tidak berarti bahwa keterbukaannya adalah sebegitu rupa sehingga dapat memusnahkan atau meniadakan ideologi itu sendiri, yang merupakan suatu yang tidak logis.
Suatu ideologi sebagai suatu rangkuman gagasan-gagasan dasar yang terpadu dan bulat tanpa kontradiksi atau saling bertentangan dalam aspek-aspeknya. Pada hakikatnya berupa suatu tata nilai, di mana nilai dapat kita rumuskan sebagai hal ikhwal buruk baiknya sesuatu. Manusia dalam menghadapi segala macam problem dalam hidupnya yang diselesaikan berdasarkan sikap dan pandangan hidupnya. Dalam masalah ini manusia harus memiliki prinsip-prinsip sebagai suatu sikap dan pandangan hidup agar di dalam hidupnya tidak terombang ambing. Bagaimanapun sulit dan rumitnya problema dalam hidup manusia haruslah dihadapi secara mendalam, kritis dan terbuka. Serta bisa terwujudnya INDONESIA MAJU.
Wiwin Puji Lestari,S.Pd
SMKN 1 Giritontro
250 Karakter tersisa