Sumber: Ist
Schoolmedia News, Kalimantan Selatan - Kepala Bidang Bina SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan Samsuri mengatakan kekacauan terjadi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penyebab kekacauan itu adalah karena tidak sinkronnya antara aplikasi dan sistem sekolah.
Menurut Samsuri, pada hari pertama pelaksanaan PPDB banyak pengaduan dari para pendaftar, karena data siswa yang telah mendaftar terhapus. Hal itu terjadi, karena kejuruan yang ditampilkan dalam aplikasi tidak sama dengan sistem pendidikan yang ada di Kalsel.
Seperti kejuruan teknik sepeda motor, ada di dalam aplikasi, tetapi kenyataannya di Kalsel tidak ada sekolah yang membuka jurusan tersebut, sehingga pendaftaran tidak mungkin dilanjutkan.
"Kalau dilanjutkan, siswa sudah terlanjur mendaftar dan diterima, ternyata tidak ada gurunya bagaimana," katanya pada jumpa pers secara virtual dengan anggota Pers Room Pemprov Kalsel, pada Kamis, 2 Juli 2020.
Baca juga: WHO: Korut Buka Kembali Sekolah Tapi Tetap Waspadai Covid-19
Sehingga, Samsuri melanjutkan, mau tidak mau pendaftaran dihentikan dan dihapus, dan secara otomatis, aplikasi terestart kembali. Akibatnya, data siswa yang sudah mendaftar ikut terhapus.
Namun demikian, pada pelaksanaan PPDB kedua, kata Samsuri, seluruh kekacauan tersebut sudah bisa teratasi dan pelaksanaan PPDB berjalan dengan baik.
Baca juga: Hari Asteroid Internasional, 958.963 Planet Minor Terdeteksi
Sebagaimana diketahui, pelaksanaan PPDB SMK dilaksanakan selama tiga hari, yaitu pada 29 hingga 1 Juli 2020. Pada PPDB kali ini, sebanyak 55 persen jatah untuk jalur afirmasi, 40 persen jalur reguler dan perpindahan 5 persen.
Pelaksanaan PPDB selain dilaksanakan secara daring, namun sejumlah sekolah masih ada yang menyediakan pelayanan pendaftaran langsung dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 bagi calon siswa yang mengalami kesulitan mendaftar secara daring.
250 Karakter tersisa