WHO: Korut Buka Kembali Sekolah Tapi Tetap Waspadai Covid-19

Foto: Pixabay


Schoolmedia News, Korea Utara - Korea Utara telah membuka kembali sekolah, namun tetap melarang pertemuan publik dan mengharuskan warganya menggunakan masker sebagai respons atas ancaman virus corona.

Perwakilan WHO untuk Korea Utara Edwin Salvador menyatakan sementara negara itu belum mengonfirmasi adanya infeksi. Kementerian Kesehatan Masyarakat setempat, telah membagikan informasi mingguan dengan WHO mengenai langkah-langkah yang diambil untuk menangkal pandemi.

Dalam  informasi  terbaru yang diberikan pada 19 Juni, kementerian mengatakan semua lembaga pendidikan telah dibuka kembali, dengan anak-anak diharuskan memakai masker dan disediakan tempat cuci tangan.

"Kementerian juga melaporkan bahwa 922 orang yang diperiksa sejauh ini dinyatakan negatif Covid-19, sementara ratusan lainnya, sebagian besar pengangkut barang di pelabuhan dan perbatasan darat, secara teratur dikarantina untuk pemantauan", kata Salvador pada Rabu, 1 Juli 2020. 

 

Baca juga: Disdik Makassar Tempatkan Usia Sebagai Penilaian Terakhir PPDB

 

Pemeriksaan suhu menggunakan termometer infra merah, fasilitas cuci tangan, dan cairan pembersih, katanya melanjutkan, terus dilakukan di semua tempat umum termasuk pusat perbelanjaan, restoran, dan hotel.

"Adalah wajib bagi semua orang untuk mengenakan masker di tempat-tempat umum dan tidak ada pertemuan publik yang diizinkan," ujarnya. 

Pyongyang menyusun "rencana kesiapan dan respons nasional" pada Februari berdasarkan rekomendasi WHO. Badan PBB itu menunjuk dokter komunitas, yang masing-masing bertanggung jawab atas 130 rumah tangga.

 

Baca juga: Hari Asteroid Internasional, 958.963 Planet Minor Terdeteksi

 

Korea Utara juga membentuk 235 tim respons cepat yang terdiri dari seorang ahli epidemiologi, dokter, perawat, paramedis, dan petugas peternakan. Mereka bertugas menyelidiki semua kasus yang dicurigai.

WHO telah menyediakan pasokan yang cukup untuk melakukan 1.000 tes, serta 2.900 peralatan pelindung pribadi bersama reagen  (bahan analisis kimia) laboratorium, kata Salvador, sambil menambahkan bahwa petugas layanan kesehatan sedang dilatih bagaimana menghadapi ancaman Covid-19.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan rencana untuk mengirim 10 juta dolar atau sekitar Rp 143 miliar bantuan untuk Korea Utara melalui Program Pangan Dunia (FAO), ditunda setelah ketegangan lintas perbatasan meluas.

Komentar

250 Karakter tersisa