Foto: Pixabay
Schoolmedia News, Jakarta - Penutupan sekolah guna mencegah penularan Covid-19 terjadi di sejumlah kota di dunia termasuk di DKI Jakarta. Demi mencegah penularan dan menekan jumlah korban terutama dari kalangan anak-anak didik, Pemprov DKI Jakarta kemudian memasang "jurus" belajar dari rumah untuk semua jenjang pendidikan dari mulai PAUD hingga mahasiswa.
Terhitung sejak Senin (16/3) Pemprov DKI Jakarta secara resmi menutup sekolah selama dua pekan, hingga berimbas pada penundaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMA dan SMK di Jakarta.
"Pemprov DKI memutuskan untuk menutup semua sekolah. UNBK juga ditunda," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, pada Sabtu, 14 Maret 2020.
Awalnya penutupan aktivitas sekolah dilakukan oleh Sekolah Internasional ACG di Pasar Minggu, Jakarta Selatan Selasa (10/3), setelah manajemen sekolah mengofirmasi satu gurunya dinyatakan positif berdasarkan hasil tes deteksi Covid-19.
Baca juga: Sejumlah Instansi Pendidikan Persiapkan PJJ
Selain itu, Kota Jakarta Selatan menjadi lokasi pertama bertemunya pasien positif 01 asal Indonesia yang melakukan kontak dengan warga negara Jepang berdomisili di Malaysia saat berdansa pada 14 Februari 2020.
Dari Rumah
Sejak pemerintah mengumumkan belajar dari rumah, seluruh aktivitas belajar-mengajar dilakukan secara jarak jauh melalui konferensi video, dokumen digital dan sarana daring lainnya serta siaran TVRI.
Dunia terbalik dan penguasaan teknologi menjadi keniscayaan yang harus dimiliki oleh tenaga pengajar maupun peserta didik, tidak ketinggalan orang tua murid. Selain tak mudah beradaptasi, beban orang tua murid ikut bertambah, membantu anak mengerjakan tugas belajar dan memastikan kuota internet lancar.
Tanpa disadari, situasi tersebut seolah mentransfer peran orang tua menjadi guru di rumah bagi anak-anaknya. Sementara guru dituntut harus meningkatkan metode pengajarannya agar asupan pendidikan di masa pandemi tidak membuat kemampuan siswa luntur.
Memang tidak mudah, tapi kolaborasi yang apik antara guru dan orang tua murid menjadi jaminan anak-anak bisa mengenyam pendidikan di tengah keterbatasan.
Baca juga: Rektor Unhas: 2.045 Alumni Unhas Akan Ikut Wisuda Virtual
Murid-murid belajar dari rumah dan kegiatan belajar-mengajar dari rumah dilakukan melalui aplikasi. Kelas dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai 11.00 WIB dan setelah memberikan arahan, guru akan memberikan latihan untuk dikerjakan oleh siswa.
Erni Ritaningsih (49) guru SD Negeri Menteng Dalam 11, Tebet, Jakarta Selatan, membagikan pengalaman mengajar murid-muridnya secara jarak jauh dari rumah.
Menurut dia, pendidikan jarak jauh mengajarkan anak-anak lebih kreatif dan mandiri dibandingkan di kelas. Selama di kelas siswa dapat bekerjasama dengan teman-temannya sehingga kreativitas mandiri kurang terasah.
Tak jarang murid sulit mengikuti jam pelajaran daring karena terganjal kuota internet. Erni membantu siswa yang tidak masuk kelas daring dengan menghubungi satu per satu murid yang terkendala.
"Jadi mereka yang tidak bisa ikut kelas 'zoom', saya hubungi satu per satu orang tuannya. Saja kasih arahan, lalu tugas belajar. Nanti tugas juga dikumpulkan dikirim lewat pesan pribadi kepada saya," kata Erni.
Uang Sekolah
Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran jarak jauh dengan lancar. Kuota internet menjadi salah satu kendala, terlebih kondisi ekonomi orang tua terpukul akibat pandemi Covid-19.
Khususnya sekolah swasta yang merasakan kerasnya pukulan pandemi Covid-19 karena 70 persennya biaya bersumber dari para siswa. Tak jarang banyak orang tua yang meminta kebijaksanaan sekolah agar anak-anaknya tetap bisa belajar tanpa beban.
Yayasan Muhammadiyah Kabayoran Baru, Jakarta Selatan, memberikan keringanan pembayaran uang sekolah dengan cara dicicil dengan tiga bulan pembayaran.
Baca juga: Sekolah Siapkan Infrastruktur Pendukung Pembukaan Sekolah
"Kami hanya bisa memberikan kelonggaran, belum bisa mengurangi nominal uang sekolah. Karena pemasukan sekolah 70 persen bersumber dari uang sekolah siswa," kata Sekretaris Majelis Penyelenggara Pendidikan Yayasan Pendidikan Muhammadiyah Kebayoran Baru, Suryatno.
Bantuan Guru
Bukan hanya siswa dan orang tua murid yang merasakan dampak pandemi Covid-19. Para guru juga ikut memikul beban yang sama, harus mengeluarkan biaya ekstra untuk kuota.
Beban tersebut dirasakan betul oleh para guru honor dan tenaga pengajar tetap yang berasal dari sekolah swasta tingkat bawah. Sejumlah sekolah swasta belum menyiapkan "kuda-kuda" untuk menghadapi Covid-19 sehingga ketika kebijakan belajar jarak jauh diberlakukan para guru membiayai sendiri kebutuhan internetnya.
Rata-rata para guru mengajar dalam sepekan sebanyak 20-23 jam dengan kebutuhan internet per jam bisa mencapai 2 gigabyte (GB)
Baca juga: Penajam Masih Terapkan Peserta Didik Belajar dari Rumah
Yayasan Inspirasi Indonesia Membangun (YIIM) dan PT Insight Investment Management memberikan bantuan kuota internet untuk membantu meringankan beban sebagian tenaga pendidik selama belajar jarak jauh akibat pandemi Covid-19. Bantuan kuota internet 100 GB selama dua bulan diberikan pada bulan Mei dan Juni kepada 56 guru di wilayah Jabodetabek.
Lulusan 2020
Momen peringatan Hari Pendidikan 2020 terasa istimewa dibarengi dengan kelulusan siswa SMA sederajat bertepatan dengan bulan Ramadan. Pengumuman kelulusan oleh masing-masing sekolah, berdasarkan Peraturan Sekjen Kemendikbud Nomor 5 Tahun 2020 dilakukan secara daring.
Kelulusan tahun ini terasa istimewa karena para siswa lulus tanpa mengikuti Ujian Nasional (UN) karena pandemi Covid-19. Dengan peniadaan UN, kelulusan siswa didasarkan pada nilai rapor dan hasil tugas selama menjalani pembelajaran jarak jauh.
Baca juga: Keputusan Mendikbud Terkait Pembelajaran Selama Pandemi Dinilai Tepat
Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Jakarta (Smandel) Rita Hastuti menyebutkan, secara kualitas kelulusan murid tidak berbeda dengan tahun sebelumnya, walau siswa melaluinya tanpa melaksanakan UN.
Walau menggunakan nilai ujian sekolah, para siswa telah menyelesaikan 90 persen pendidikan sebelum diberlakukan belajar jarak jauh sesuai imbauan pemerintah.
"Memang kelulusan tahun ini bertepatan dengan tanggal 2 Mei Hari Pendidikan, kita berikan dukungan kepada anak-anak agar tetap berada di rumah," kata Rita.
Perpisahan Virtual
Untuk pertama kalinya, perpisahan siswa Kelas III SMA diselenggarakan secara virtual mengingat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan oleh Pemprov DKI Jakarta terhitung mulai 10 April 2020.
SMA Negeri 8 Jakarta, salah satu sekolah yang mengadakan pesta perpisahan siswa secara virtual sebagai bentuk dukungan terhadap siswa yang telah menjalani pendidikan selama dua bulan di rumah.
Baca juga: Disdik Jamin Tidak Ada Anak Mataram Tidak Bersekolah
Para siswa duduk diapit kedua orang tuanya menghadap kamera dari layar komputer dan ponselnya yang menghubungkan 390 peserta perpisahan virtual Smandel pada 6 Mei 2020 di jaringan rapat zoom.
Mengolaborasikan antara ruang pertemuan daring (zoom meeting) dengan video kompilasi para siswa yang sudah diunggah di kanal YouTube Smandel, para guru, siswa dan murid menikmati momen langka tersebut dengan penuh keharuan.
Ucapan terima kasih mengalir deras di layar obrolan dari para siswa kepada para guru, senyum hangat orang tua memberikan dukungan atas tayangan menghibur dari para siswa.
Sebelum perpisahan virtual dilaksanakan, para siswa yang tampil mengisi acara telah membuat video kreatif yang dipersembahkan kepada guru dan teman-teman, mulai dari nyanyian, tarian hingga puisi.
PPDB daring
Memasuki Tahun Ajaran 2020/2021 penerimaan peserta didik baru (PPDB) dilakukan secara daring. Pendaftaran peserta didik baru dilaksanakan mulai11 Juni sampai 3 Juli 2020 melalui situs ppdb.jakarta.go.id untuk semua jenjang pendidikan.
Pelaksanaan PPDB dari jenjang SD, SMP hingga SMA terbagi beberapa jalur, yakni inklusi, afirmasi bagi anak asuh panti dan afirmasi bagi anak pemegang kartu pekerja Jakarta. Selain itu jalur perpindahan orang tua dan anak guru, jalur zonasi berbasis kelurahan dan jalur zonasi berbasis provinsi serta luar DKI Jakarta.
Khusus untuk jenjang SMP dan SMA juga ada jalur khusus prestasi akademik dan luar DKI Jakarta.
Baca juga: Pastikan Normal Baru di Sekolah, Kemendagri Gandeng Banyak Pihak
Pendaftaran atau pemilih sekolah dilaksanakan 7-8 Juli 2020, lalu diseleksi dan diumumkan pada tanggal 8 Juli. Untuk siswa diterima dapat melaporkan diri pada 9 Juli 2020.
"Semua pelaksanaan penerimaan peserta didik baru dilakukan secara daring, tidak ada aktivitas di sekolah," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum dan Kesiswaan SD Negeri Bintaro 5 Pagi, Muh Subagyo.
Sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nomor 501 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis PPPDB Tahun Pelajaran 2020/2021 rasio kelas paling banyak pada setiap jenjang pendidikan SD sebanyak 32 peserta didik, SMP 36 peserta didik, dan SMA serta SMK 36 peserta didik.
Untuk tahun pelajaran 2020/2021 ini SD Negeri Bintaro 5 Pagi menerima siswa baru sebanyak 65 peserta didik.
Baca juga: Batal Digelar, Tour d'Indonesia 2020 Beralih ke Balapan Virtual
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim mengatakan pendidikan bukan sesuatu yang bisa dilakukan di sekolah saja. Pendidikan yang efektif membutuhkan kolaborasi dari guru, siswa dan orang tua.
Krisis Covid-19 menjadi tantangan luar biasa bagi Indonesia dan seluruh dunia. Untuk pertama kalinya guru melakukan pembelajaran daring dengan perangkat baru.
Untuk pertama kalinya juga orang tua menyadari betapa sulitnya tugas guru.
Ia berkata "Kita sedang melalui krisis Covid-19, dari krisis ini kita dapat banyak hikmah dan pembelajaran yang bisa diterapkan saat krisis dan setelahnya".
250 Karakter tersisa