Pembeli melakukan transaksi digital di salah satu lapak pedagang yang telah berstandar QR Code Indonesian Standart (QRIS) di Kota Gorontalo, Gorontalo, Sabtu (7/3/2020). Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Gorontalo mencatat sebanyak 7.314 lapak pedagang di daerah itu telah menggunakan QRIS dan menargetkan jumlah tersebut bertambah seiring sosialisasi dan pelaksanaan Pekan QRIS pada 14 Maret 2020. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/ama)
Schoolmedia News, Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan menggenjot digitalisasi sistem pembayaran pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) melalui pekan QRIS Nasional.
"Sekarang yang cepat kami lakukan adalah bagaimana sistem pembayaran Indonesia akan mendigitalkan segmen terbesar UMKM ada 93,4 juta yang belum tersentuh, tidak hanya inklusi keuangan tapi juga inklusi ekonomi," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Senin, 9 Maret 2020.
Untuk mewujudkan ini, ia mengajak perbankan, asosiasi sistem pembayaran, dan pihak terkait lainnya bersinergi mendukung upaya digitalisasi UMKM itu.
Baca juga: Protokol Penanganan Covid-19 di Indonesia
Menurut Perry, UMKM merupakan sumber pertumbuhan ekonomi dan menyerap banyak tenaga kerja di tengah era menurunnya globalisasi yakni perang dagang hingga wabah Virus Corona yang mengganggu perekonomian.
Perry mengungkapkan hingga saat ini sudah ada sekitar 3 juta pelaku usaha atau merchant di Tanah Air yang menggunakan QRIS.
Baca juga: Dana BOS Kepri 2020 Sebesar Rp 455,66 Miliar
Melalui pekan QRIS Nasional, ia mengharapkan pelaku usaha yang menggunakan sistem pembayaran digital bertambah banyak.
Untuk mendukung upaya itu, BI Pusat akan melakukan kampanye besar-besaran melalui 46 kantor perwakilan Bank Indonesia di Tanah Air.
"Ini adalah merchant yang akan menjadi sumber ekonomi baru, penjual, produsen di pasar tradisional," katanya.
Selain UMKM, sektor pariwisata dan ritel juga menjadi sumber pertumbuhan ekonomi kuat di masa mendatang.
250 Karakter tersisa