Orangtua Perlu Memahami Anak Sebelum Beri Label Nakal

Foto: Unsplash

 

Schoolmedia News, Jakarta - Setiap anak memiliki karakter dan keunikan masing-masing. Tentu tidak bisa menggunakan hanya satu gaya pengasuhan untuk semua anak, meski saudara kandung. Sebagai orang tua, sebaiknya belajar memahami psikologis anak, agar kita bisa mendidiknya menjadi orang dewasa yang sehat. Dikatakan Sagari Gongala, BSc, ahli pengasuhan anak bersertifikat dari Yale University, mengutip pernyataan psikolog terkemuka Sigmund Freud, bayi pada awalnya didorong oleh naluri dan egois. Tetapi secara bertahap, anak beradaptasi dengan pendekatan yang lebih realistis yakni menyerap nilai-nilai dan aturan orang tua.

Orangtua mesti memahami dulu perilaku anak seperti apa sampai diberi label anak nakal. Penting bagi orangtua untuk memberikan pemahaman kepada anak mengenai aturan-aturan yang diterapkan di rumah. Penggunaan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak juga diperlukan agar tidak terjadi salah paham. Dalam menghadapi suatu perilaku anak yang kurang kooperatif, orangtua diharapkan bisa peka terhadap kebutuhan anak. Jangan sampai, karena kurangnya perhatian yang diberikan oleh orangtua, anak menjadi dianggap nakal karena tidak mau mematuhi perintah orangtua. Orangtua harus selalu mengawasi kondisi kesehatan anak, misalnya apakah anak sakit, mengalami luka, kurang tidur, lapar atau keluhan lainnya.

 

Baca jugaUni Eropa Buka Pintu Bagi Turis yang Sudah Divaksinasi COVID-19 Penuh

 

Hal tersebut sangat berguna untuk melihat perilaku anak yang tiba-tiba menjadi tidak kooperatif. Orangtua juga perlu mendengar apa yang disampaikan oleh anak walaupun terkesan sepele. Dari situ, anak akan merasa lebih diperhatikan oleh orangtuanya. Tugas orangtua adalah memvalidasi emosi anak agar ia merasa nyaman dengan mendapatkan perhatian yang sesuai saat sedang merasa tidak nyaman dan belum tahu cara mengatasinya. Orangtua wajib membantu dengan memberikan bimbingan cara mengatasinya, misalnya beri cara-cara yang positif sesuai dengan masalahnya. Sementara itu, orangtua juga bisa memberikan konsekuensi terhadap anak atas perilaku yang tidak sehat. Namun, ini harus disesuaikan dengan tingkat "pelanggarannya", usia dan kemampuannya.

Jika semua cara dan usaha sudah dilakukan dan anak tetap tidak bisa dikendalikan, orangtua bisa meminta bantuan ahli profesional seperti dokter anak, psikolog atau tokoh masyarakat terdekat apalagi jika perilaku anak membahayakan diri, orang lain atau merusak barang.
Orangtua juga wajib meminta bantuan profesional jika perilaku tidak kooperatif tersebut dilakukan anak secara berulang dan bersamaan dengan anak yang menampilkan emosi berlebihan, terganggu pola makan dan pola tidur, serta mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

Komentar

250 Karakter tersisa