Kolaborasi Menciptakan Ketahanan Gizi dan Pangan Demi Wujudkan Produktivitas Kerja

 

Schoolmedia News Bogor --- Pentingnya kajian-kajian tentang nutrisi dan asupan yang berkualitas merupakan sebuah keniscayaan, mengingat pangan dan gizi adalah hal yang fundamental dalam pengembangan suatu bangsa. Hal ini disampaikan Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nizam dalam webinar regional dengan yang diadakan oleh Southeast Asia Minister of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) untuk memperingati hari ulang tahun ke-12 pada tahun 2023.
 
“Oleh karena itu, diperlukan adanya optimalisasi pemanfaatan lingkungan tempat kerja agar dapat berperan dalam meningkatkan status kesehatan dan gizi para pekerjanya serta meningkatkan produktivitasnya,” tegas Nizam dalam acara webinar yang mengusung tema "Nutrition, Health, and Productivity Nexus in the Workplace” yang diselenggarakan pada Rabu (22/2) dimana lebih dari 400 peserta secara daring dari berbagai negara di Asia Tenggara hadir untuk membahas pentingnya gizi untuk produktivitas di lingkungan kerja.
 
Pada kesempatan yang sama Plt. Direktur SEAMEO RECFON, Zainun Misbah dalam sambutannya juga mengatakan diperlukan komitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. “Lewat berbagai upaya dan pendekatan yang berkelanjutan, kami terus mendorong terciptanya kesadaran masyarakat akan gizi untuk produktivitas di lingkungan kerja,” jelas Zainun.
 
Turut hadir menjadi pembicara kunci, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar, Kemendikbudristek, Rachmadi Widdiharto, mengajak gotong-royong berbagai pihak yang terkait untuk mengatasi kondisi malnutrisi di Indonesia, terutama di lingkungan sekolah.
 
“Untuk mendukung semangat gotong-royong tersebut, perlu didukung dengan data-data yang valid. Guru juga memiliki peran penting dalam upaya penyadaran akan pentingnya asupan gizi seimbang untuk mempersiapkan generasi yang tangguh,” tegas Rachmadi.
 
Narasumber dalam acara tersebut, pengajar dari Universitas Indonesia, Muchtaruddin Mansyur, menyampaikan pentingnya intervensi gizi berbasis tempat kerja untuk menanggulangi masalah gizi seperti anemia bagi wanita/ibu bekerja serta obesitas sebagai faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular seperti hipertensi dan penyakit kardiovaskuler.
 
“Selain itu, promosi kesehatan dan gizi di tempat kerja menjadi hal penting untuk meningkatkan produktivitas serta status kesehatan dan gizi pekerja,’ ungkap Muchtaruddin lewat topik yang bertajuk “Workplace-based Nutrition Intervention towards Nutrition for All” sasat memulai sesi panel diskusi yang dimoderatori oleh Indah S. Widyahening.
 
Selanjutnya, narasumber dari International Medical University/IMU, Malaysia menyampaikan topik mengenai “Structured lifestyle program for workplace wellness”, perihal tentang bagaimana implementasi program gaya hidup yang terstruktur di tempat kerja untuk mendukung kesehatan dan produktivitas para pekerja/karyawan.
 
Winnie menyampaikan praktik baik yang dilakukan oleh IMU melalui program kesehatan dan gizi bagi pekerjanya (IMU Heal) yang terdiri dari rencana menu makanan (meal plan), olahraga, edukasi dan motivasi, serta dukungan kesehatan digital (online coaching), yang dibagi ke dalam 5 sesi kelompok dalam 12 hari.  “Program tersebut telah berhasil menurunkan berat badan, mengontrol tekanan darah, serta kadar kolesterol peserta program,” urainya.

Kemudian, hasil penelitian yang didanai oleh hibah kontraktual SEAMEO RECFON dengan topik yang berkaitan dengan program unggulan yaitu Nutrition Goes To Workplace/NGTW (Gizi untuk Produktivitas) juga disampaikan oleh 2 narasumber yaitu narasumber yang merupakan perwakilan dari Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia/PDKI, Sugma Agung Purbowo.
 
Sugma menuturkan topik mengenai model pengembangan intervensi untuk mengubah perilaku hidup sehat dan mengontrol tekanan darah. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan terhadap peserta yang mendapatkan intervensi, terutama terkait perilaku hidup sehat serta penurunan tekanan darah,” jelasnya.
 
Materi terkait program unggulan NGTW juga disampaikan oleh dosen Universitas Negeri Medan, Risti Rosmiati yang menguraikan tentang “Development of PRISAT (Productivity Risk Self-Assessment Toolfor Early Detection of Non-Communicable Disease Risk Factors for Urban Worker Productivity.
 
“Penelitian tersebut membahas tentang validitas dan reliabilitas instrumen PRISAT yang dikembangkan untuk mendeteksi risiko terjadinya penyakit tidak menular di kalangan pekerja/karyawan,” imbuh Risti.
 
Turut hadir sebagai bentuk dukungan yakni Deputy Director Programme and Development SEAMEO Secretariat, John Arnold Sasi Siena. Di samping itu, webinar ini juga sejalan dengan program unggulan yang dikerjakan SEAMEO RECFON yakni Gizi untuk Produktivitas (Nutrition Goes To Workplace/NGTW) yang diinisiasi pada tahun 2021 sebagai bagian dari Third Five-Year Development Plan (FYDP 2021/2022 – 2025/2026).
 
Rangkaian acara webinar diakhiri dengan peluncuran kegiatan SEAMEO RECFON antara lain Kompetisi Implementasi Program Anakku Sehat dan Cerdas (ECCNE Awards), tersedianya pelatihan dalam jaringan Healthy School Canteen (OT HSC) melalui aplikasi Udemy, dan layanan terbaru dari laboratorium SEAMEO RECFON yaitu analisa layanan penilaian mikronutrien manusia secara multipleks.

Tim Schoolmedia

Komentar

250 Karakter tersisa