Cari

DKI Jakarta, Kota Jakarta Pusat

Ketua POI: 90 Persen Kanker Disebabkan Faktor Lingkungan

Ilustrasi asap rokok, Foto: Pixabay

 

Ketua Perhimpunan Onklogi Indonesia (POI) sekaligus Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof Heru Wisaksono Sudoyo mengatakan 90 persen penyakit kanker disebabkan oleh faktor lingkungan sekitar.

"Lingkungan tersebut, termasuk gaya hidup, kebiasaan serta pajanan atau eksposure hal-hal yang kita anggap sebagai bagian kehidupan sehari-hari," kata Heru saat konferensi pers Simposium dan Workshop bertajuk "The Role of Internist In Cancer Management, di Jakarta, Jumat, 19 Juli 2019.

Sebagai contoh, kata Heru, masyarakat yang suka mengonsumsi makanan-makanan mengandung pengawet seperti bakso serta kebiasaan mulai beralih kepada konsumsi makanan cepat saji yang masuk ke Indonesia turut menjadi penyebab penyakit tersebut.

"Selain itu rokok juga penyebab kanker," kata Heru.

 

Baca juga: Ada Iklan Rokok, KPPPA: Internet di Indonesia Belum Layak Anak

 

Ia mengatakan 30 persen angka kanker hanya dapat dihindari dengan tiga hal. Pertama olahraga teratur, kedua berat badan teratur dan menjaga pola makanan yang sehat serta bergizi. Terkait apakah ada pengaruh polusi udara terhadap kanker, kata Heru, tidak terlalu signifikan.

Pada dasarnya, Heru menjelaskan, polusi udara tidak berhubungan banyak dengan kanker, namun lebih kepada pernapasan atau panyakit paru obstruktif menahun (PPOM), asma menjadi lebih berat.

"Namun kanker tidak terlalu. Kalau polusi udara ya," ujar Heru.

Polusi udara, kata Heru melanjutkan, lebih berpengaruh kepada gangguan pernapasan. Jika pun berpengaruh diperkirakan angkanya tidak terlalu signifikan.

Oleh karena itu, selain menganjurkan olahraga teratur, ia mengatakan, mengonsumsi makanan sehat serta menjaga berat badan harus dilakukan sejak dini.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi kanker di Indonesia saat ini yaitu 4,3 per 1.000 penduduk dan penyebab kematian nomor tujuh atau 5,7 persen dari seluruh penyebab kematian di Tanah Air

 

Baca juga: Asap Rokok Picu Pneumonia Pada Balita

 

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin), dr Ronald A Hukom mengatakan kanker merupakan penyakit berbahaya sekaligus membutuhkan biaya besar selama pengobatan.

"Dengan pengobatan yang mahal sering dikeluhkan BPJS, tapi tentunya pembiayaan yang dikeluhkan tidak harus menghalangi pelayanan bagi pasien," kata Ronald.

Berita Regional Selanjutnya
250 Anak Yatim Meriahkan 'One Day for Children' di Lapangan Puputan
Berita Regional Sebelumnya
300 Koleksi Buku Jadi Hiburan Anak-anak Pencari Suaka

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar