Foto: Unsplash
Schoolmedia News, Kigali - Otoritas di Rwanda menggunakan pesawat nirawak atau drone untuk menyampaikan informasi mengenai aturan karantina wilayah Kigali sekaligus membantu menangkap pelanggar kebijakan tersebut.
Biasanya polisi akan menghampiri warga yang masih berkeliaran dan menanyakan alasan mereka keluar dari rumah. Selain itu ada dua drone akan terbang tepat di atas warga yang melanggar. Satu di antaranya akan menyiarkan rekaman suara berisi instruksi dan satu alat lainnya memantau pergerakan warga.
"Drone terbang di wilayah yang tidak ada pos pemeriksaan dan anggota patroli tidak dapat berjaga di sana," kata juru bicara kepolisian, John Bosco Kabera, seperti Schoolmedia News lansir dari Reuters, Senin (20/4/2020).
Baca juga: Bersih dan Indah, Singapura Buat Pulau dari Tumpukan Limbah Sampah
Warga yang Melanggar
Foto: Unsplash
Salah satu pelanggar aturan adalah seorang pastur yang berpura-pura ingin menghadiri sebuah wawancara radio. Akan tetapi faktanya, ia berencana pergi ke gereja meskipun aturan karantina melarang adanya pertemuan masyarakat. Pastur itu akhirnya ditahan oleh kepolisian selama beberapa hari.
"Tetap di rumah. Itu yang kami coba tegakkan," ujar Kabera.
Sebagaimana besar negara di Afrika, Rwanda sejauh ini melaporkan sedikit kasus positif COVID-19 dengan 138 pasien positif dan belum ada korban jiwa. Akan tetapi, banyak pihak khawatir wabah akan terus memburuk beberapa bulan ke depan.
Baca juga: Presiden dan Menteri Korea Selatan Sumbang Gaji Demi Lawan Covid-19
Menetapkan Karantina Wilayah Sejak 21 Maret
Foto: Unsplash
Rwanda menetapkan karantina wilayah pada 21 Maret. Warga diperbolehkan ke luar rumah hanya untuk membeli makanan dan obat. Berpergian antarkota dan antardistrik dilarang oleh pemerintah. Otoritas setempat pada Jumat (17/4) memperpanjang aturan karantina wilayah sampai 30 April.
Rwanda telah lama dikenal sebagai pusat pengembangan teknologi di Kawasan Afrika. Penggunaan drone sebagai salah satu upaya penanggulangan COVID-19 ini juga bukan hal yang asing.
Dari permukiman kumuh di India sampai pedesaan di Inggris, pemerintah masing-masing negara mengerahkan drone untuk sosialisasi aturan, memantau pergerakan warga, dan menyemprotkan cairan disinfektan.
250 Karakter tersisa