Wali Kota Palembang Harnojoyo. foto: palembang.go.id
SCHOOLMEDIA NEWS, Palembang - Pemerintah Kota Palembang membuka sekolah filial untuk anak jalanan serta anak-anak dari keluarga tidak mampu yang tidak bisa melanjutkan pendidikan karena kendala biaya.
Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan pembangunan sekolah filial itu terinspirasi dari keberhasilan Sekolah Filial di Rumah Tahanan Anak Klas I Palembang.
"Sekolah Filial Kota Palembang dibangun untuk mengakomodasi anak putus sekolah, baik dengan sebab orang tua tidak mampu maupun semangat anak itu sendiri," kata Harnojoyo saat meluncurkan program sekolah filial di Gedung SKB Jalan Srijaya Palembang.
Baca juga: Erick Thohir Sebut Habibie Pembuka Kebebasan Dunia Pers di Indonesia
Ia mengatakan, Pemerintah Kota ingin semua anak usia sekolah di Palembang bisa mengakses pendidikan formal dan mengalokasikan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk merealisasikan keinginan itu. "Ini sudah jadi komitmen Pemkot Palembang, kami berharap akan lebih banyak memberi manfaat bagi warga Palembang," katanya.
Wali Kota menjelaskan pula bahwa masyarakat merespons baik pembukaan sekolah filial, terlihat dari hampir 400 anak jalanan dan putus sekolah yang sudah mendaftar untuk mengikuti pendidikan di sekolah tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Ahmad Zulinto mengatakan, program pendidikan di sekolah filial itu diarahkan ke vokasi.
"Siswanya tidak hanya mendapat ijazah, tapi kami akan bekali mereka dengan berbagai ketrampilan yang dibuktikan dengan sertifikat profesional," katanya.
Baca juga: Grace Natalie Sebut Habibie Sosok Pemberani, Terbuka, dan Progresif
Kegiatan pengajaran di sekolah filial akan menginduk ke SD Negeri 238, SMP Negeri 19, dan SMA Negeri 11 Palembang. "Mengenai tenaga pengajar, sekolah filial tidak punya kendala, kami akan berupaya menampung lebih banyak lagi siswa melalui kerja sama dengan berbagai pihak, bahkan bisa saja menampung siswa dari luar Kota Palembang," kata Ahmad.
Kota Palembang membangun sekolah filial untuk meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM) peserta didik, yang tercatat 99 persen di tingkat Sekolah Dasar, 69,9 persen di Sekolah Menengah Pertama, dan 70,8 persen di Sekolah Menengah Atas.
250 Karakter tersisa