Kemendikbud: PJJ Bikin Jurang Siswa Kaya dan Miskin Semakin Terlihat

Foto: Pixabay


Schoolmedia News, Jakarta - Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno mengatakan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang dilakukan selama pandemi Covid-19 membuat jurang antara siswa yang berasal dari keluarga kaya dan miskin menjadi semakin terlihat.

"Nah, yang paling rentan adalah anak-anak yang secara sosio ekonomi tertinggal, keluarga yang masih kurang pemahamannya. Ini menjadi langkah pertama dan kemungkinan besar gap atau jurang antaranak bisa terjadi, yang banyak tertinggal adalah anak dari sosio ekonomi rendah," ujar Totok dalam taklimat media di Jakarta, pada Senin, 6 Juli 2020. 

Anak yang berasal dari keluarga sosio ekonomi rendah, kata Totok, kesulitan dalam mengakses pembelajaran karena ketiadaan infrastruktur, misalnya tidak memiliki gawai.

 

Baca juga: Surakarta Minta Adanya Pemerataan SMA/SMK

 

Maka hal pertama yang dilakukan ketika anak kembali masuk sekolah, kata Totok menjelaskan, adalah asesmen yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa. Asesmen tersebut tidak diselenggarakan oleh negara dan bukan seperti Ujian Nasional (UN).

"Setiap guru harus melakukan diagnosis pada siswa, bahkan pada kondisi normal pun guru harus mampu melakukan penilaian pada siswa," ujar Totok.

Untuk mengantisipasi ketimpangan tersebut, Kemendikbud kemudian membuat modul-modul pembelajaran. Terutama untuk siswa pada jenjang SD. Melalui modul tersebut, anak bisa belajar secara mandiri meskipun tidak memiliki akses internet atau gawai.

 

Baca juga: Kemendikbud Permanenkan Platform Teknologi PJJ Bukan Metode

 

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Iwan Syahril, mengatakan pandemi Covid-19 telah memaksa banyak pihak untuk belajar dari rumah dan harus beradaptasi dengan kondisi tersebut.

"Yang namanya belajar, masih banyak yang gagap. Komitmen kami agar guru tidak merasa asing lagi, kami menyediakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru," kata Iwan.

Misalnya saja, lanjut Iwan, laman Guru Berbagi, yang mana guru dapat saling berbagi praktik baik pembelajaran kepada guru lainnya. Kemendikbud juga menyediakan pelatihan bagi para guru agar dapat menyelenggarakan PJJ dengan lebih baik pada tahun ajaran baru.

Komentar

250 Karakter tersisa