Hari Aksara International, Mendikbud Ajak Masyarakat Tingkatkan Peran Pendidikan Dasar

Acara Puncak Hari Aksara International (HAI) 2019. foto: kemdikbud.go.id

SCHOOLMEDIA NEWS, Makassar - Acara Puncak Hari Aksara International (HAI) 2019 diperingati di Lapangan Karebosi, Makassar (7/9/2019). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy yang turut hadir bersama Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah mengajak untuk meningkatkan peran pendidikan dasar untuk mempersiapkan generasi abad 21.

“Tugas kita sekarang adalah meningkatkan peran pendidikan dasar untuk menyongsong abad 21, mempersiapkan generasi emas tahun 2045, menyongsong era industri 4.0,” kata Mendikbud dikutip laman kemdikbud.go.id Senin, 9 September 2019.

 

Baca juga: Mahasiswa Minta DPRD Prioritaskan Masalah Lingkungan

 

Muhadjir menyampaikan dibandingkan dengan masa awal kemerdekaan dengan jumlah penduduk Indonesia yang masih 97 persen buta aksara, saat ini sudah lebih dari 98 persen masyarakat Indonesia melek aksara. Dimulai dengan masa Presiden Soekarno yang mencanangkan pemberantasan buta huruf, kemudian Presiden Soeharto di tahun 1974 telah membangun SD Impres untuk memberantas buta huruf.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Nurdin Abdullah menekankan pentingnya pendidikan literasi agar kualitas hidup masyarakat meningkat. Peningkatan kemampuan literasi juga memiliki dampak terhadap pengentasan angka kemiskinan.

 

Baca juga: 71 Desa di Pulau Taliabu Akan Punya Rumah Baca

 

Pada acara puncak HAI 2019 di Makassar ini, Kemendikbud melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD Dikmas) bekerja sama pengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar mengadakan berbagai acara, antara lain pameran PAUD dan Dikmas, Festival Literasi Indonesia, Bimbingan Teknis (Bimtek) Pendidikan Berkelanjutan, dan berbagai kegiatan keaksaraan lainnya.

Hari Aksara Internasional ditetapkan melalui kongres yang diikuti oleh menteri pendidikan seluruh dunia pada tahin 1966 di Teheran, Iran. Pertemuan tersebut adalah bentuk respons UNESCO terhadap kondisi dunia saat itu di mana 40 persen lebih penduduk dunia masih buta aksara

Komentar

250 Karakter tersisa