Foto: Pixabay
Schoolmedia News, Yogyakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta meminta seluruh Kampung Tangguh Bencana untuk kembali mengintensifkan penyisiran dan pendataan terhadap talut sungai yang berpotensi mengalami kerusakan saat musim hujan. Kegiatan ini untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, seperti talut longsor.
“Ada beberapa yang sudah melaporkan kerusakan talut, misalnya terjadi retakan. Kami pun sudah cek ke lapangan. Retaknya belum terlalu signifikan dan biasanya sudah ada sejak lama,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Hari Wahyudi di Yogyakarta, Minggu, 23 Februari 2020.
Meskipun demikian, ata Hari, laporan dari masyarakat maupun Kampung Tangguh Bencana (KTB) tersebut tetap diinventarisasi dan diharapkan seluruh KTB bisa melakukan pendataan yang sama di seluruh talut sungai.
Dengan demikian, Hari melanjutkan, BPBD Kota Yogyakarta memiliki data tentang titik talut yang rawan longsor saat musim hujan.
“Titik talut yang mengalami kerusakan tersebut harus dipantau secara berkala untuk mengetahui apakah kerusakannya semakin parah atau tidak,” katanya.
Baca juga: PMI DIY Terjunkan 104 Personel Bantu Cari Siswa SMPN 1 Turi
BPBD Kota Yogyakarta, kata Hari, akan berkoordinasi dengan instansi terkait di Pemerintah Kota Yogyakarta terhadap laporan kerusakan talut yang sudah masuk sehingga instansi yang berwenang bisa menentukan prioritas perbaikan.
“Kami akan cek juga, apakah kerusakan talut tersebut disebabkan konstruksi yang tidak baik atau pergeseran tanah sehingga langkah penanganan yang dilakukan pun tepat,” katanya.
Sejauh ini, Hari menambahkan, belum ada temuan atau laporan terkait kerusakan talut yang cukup parah.
Selain melakukan pengecekan terhadap kondisi talut sungai, BPBD Kota Yogyakarta juga meminta KTB untuk melakukan pengecekan terhadap seluruh peralatan penanggulangan bencana yang sudah dimiliki untuk memastikan agar seluruh peralatan bisa digunakan sewaktu-waktu.
“Untuk talut Sungai Winongo yang longsor di Serangan pada awal Januari sudah mulai diperbaiki,” katanya.
Ia menjelaskan, kerusakan tersebut diawali dengan munculnya retakan di talut yang kemudian longsor saat terjadi hujan dengan intensitas lebat.
Baca juga: Marak Kekerasan Seksual di Kampus, Nadiem: Beri Kami Waktu Cari Solusi
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk terus mewaspadai potensi cuaca ekstrim yaitu hujan lebat disertai kilat dan angin kencang. Kondisi ekstrim tersebut dipicu pertumbuhan awan cumulonimbus secara intensif.
BMKG memperkirakan, Februari masih merupakan puncak musim hujan dan cuaca ekstrem masih akan terjadi sampai Maret.
250 Karakter tersisa