Schoolmedia News Kendari ----- Anggota Komisi X DPR, Tina Nur Alam menegaskan bahwa Merdeka Belajar merupakan ide pendidikan kebangsaan yang dibangun Ki Hadjar Dewantara, dengan harapan menjadi pedoman yang memberikan arah pendidikan pada era milienium, untuk selalu melahirkan manusia indonesia terdidik, yang berkerakter pada nilai-nilai luhur, kemudian menjadi identitas ke-Indonesiaan kita.
"Sebagai penuntun arah dan tujuan pendidikan, tidak saja harus mampu menjadi kebijakan pendidikan di tingkat nasional, daerah, dan sekolah; tetapi juga menjadi pegangan pendidik, disetiap jenjang pendidikan dalam membangun karakter serta kompetensi anak-anak Indonesia di ruang-ruang belajar yang lebih mikro," ujar Tina Nur Alam dalam Workshop Pendidikan bertema “Mewujudkan Prestasi Pelajar Indonesia Berkarakter Pancasila Melalui Implementasi Merdeka Belajar” di Kendari, Rabu (21/6).
Kegiatan yang merupakan sinergitas Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dengan Komisi XDPR ini difasilitasi Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Kemendikbudristek. Hadir memberikan sambutan pada kegiatan tersebut Ir. Djajeng Baskoro, M.Pd, Widyaprada Ahli Utama Direktorat PAUD Kemendikbudristek RI, Herman L, S.Sos, MM, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kolaka Timur dan Ode Yahyu Herliany Yusup, S.Kep. M.Pd. dan Dra. Sasmin, M.Pd. selaku Narasumber.
Menurut Tina Nur Alam, ikhtiar untuk mewujudkan prestasi pelajar Indonesia, berkarakter pancasila melalui implementasi merdeka belajar menjadi rute identitas pendidikan nasional yang harus kita tempuh. Tentu ini bukan hal yang mudah. Terbentang tantangan yang harus di lewati. Saat ini kita dihadapkan pada tantangan, bukan saja mengenai prilaku pelajar itu sendiri, melainkan terlebih dalam mengolah sistem pendidikan kita.
"Perihal ini tidak bisa hanya mengenai ketrampilan (skill), melainkan sebuah ekosistem pendidikan yang mendukung, dimana peran dari semua staekholders pendidikan. Bisa berpartisipasi dalam proses pengembangan ekosistem itu," ujarnya
Dikatakan, Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun dengan keberagaman suku bangsa, ras, agama, bahasa daerah, adat istiadat. Keberagaman ini disatukan dalam satu ikatan falsafah negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua dalam kehidupan yang harmoni.
"Kita tidak tahu persis, bagaimana nasib keberlangsungan bangsa kita ini di masa yang akan datang. Globalisasi dan perkembangan teknologi, informasi bisa saja membawa disrupsi pada pola-pola karakter kaum pelajar, yang membawa perubahan signifikan terhadap eksistensi bangsa kita kedepan. Bagaimanapun respon kaum pelajar hari ini selaku generasi pelanjut di masa depan, menjadi cermin bagaimana proyeksi masa depan Indonesia di masa yang akan datang," paparnya.
Secara internal, lanjutrnya ancaman terhadap keberlangsungan negara bangsa bisa terjadi karena kegagalan institusi pendidikan dalam melahirkan kaum terdidik dengan budaya moralitas dan karakter bangsa, dengan implikasi pudarnya moralitas publik dan karakter identitas kebangsaan sebagai basis kebersamaan tekad dan solidaritas sosial.
Pada momentum workshop ini, ujar Tina dirinya ingin mengajak kita semua. Tantangan mewujudkan prestasi pelajar Indonesia, berkarakter pancasila melalui implementasi merdeka belajar, harus digaungkan menjadi masalah milik kita bersama. Bukan masalah yang hanya dikelola oleh pemerintah, institusi pendidikan dan tenaga pendidikan.
"Itu tidak cukup. Olehnya itu promosi terhadap persoalan dan upaya peningkatan prestasi pelajar Indonesia, berkarakter pancasila melalui implementasi merdeka belajar harus dilakukan secara masif dan melahirkan sebuah gerakan bersama dan tanggung jawab bersama," katanya.
Kita berharap pada momen ini, tukasnya kedepan, ikhtiar untuk mewujudkan prestasi pelajar Indonesia, berkarakter pancasila melalui implementasi merdeka belajar menjadi sebuah gerakan koolaboratif. Jangan hanya menjadi program pemerintah, dan artinya pemerintah membuka diri, membuka pengaturan anggaran dan programnya, sehingga program dan anggarannya, bisa untuk menfasilitasi tumbuhnya kegiatan-kegiatan yang mendorong prestasi pelajar.
Dikatakan, kegiatan dan eventevent yang mendukung prestasi pelajar Indonesia saat ini sudah begitu banyak, namun kebanyakan masih berjalan sendirian. Demikian paparan singkat saya ini, semoga bisa menjadi pemantik dalam diskusi workshop ini. Terlebih di tengah-tengah kita, telah hadir narasumber yang kompeten/expert di bidangnya, yang akan. mengeksplorasi lebih dalam lagi.
Komisi X DPR-RI memberikan apresiasi kepada Kemendikbudristek RI dan Ucapan terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Kolaka Timur serta tenaga pendidik/guru . Atas dukungan dan kehadirannya pada pelaksanaan kegiatan ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi niat dan ikhtiar kita dalam mewujudkan prestasi pelajar Indonesia, berkarakter pancasila melalui implementasi merdeka belajar di Sulawesi Tenggara.
Peliput dan Foto : Eko
250 Karakter tersisa