Alpukat dan Jeruk Semakin Langka, Aceh Giatkan Pelestarian Buah Lokal

Foto: Pixabay

 

Schoolmedia News, Aceh Tengah - Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah sedang mengupayakan pelestarian buah asli lokal di kabupaten setempat. Buah asli yakni jeruk kalele Gayo dan alpukat unggulan keberadaannya sudah semakin langka.

Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar mengatakan pihaknya sedang melakukan identifikasi serta mencari jenis tanaman buah asli lokal yang dapat dibudidayakan masyarakat secara vegetatif melalui pola penangkaran bibit unggul.

"Tolong dirawat pohon ini, mudah-mudahan dalam waktu dekat akan datang petugas untuk meneliti tanaman ini. Harapan kita semoga memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai pohon induk," katanya saat mengunjungi salah satu kebun warga yang masih ditemukan tiga pohon jeruk kelele Gayo di Aceh Tengah, Kamis, 5 Maret 2020. 

 

Baca juga: Dukung MotoGP Mandalika, Telkom Bangun Jaringan Telekomunikasi

 

Ia berharap masyarakat dapat menggiatkan kembali tanaman jeruk kelele Gayo. Setiap upaya pelestarian yang dilakukan warga, kata Shabela, akan mendapat apresiasi dan perhatian dari pemerintah daerah. 

"Oleh karena itu nantinya kita akan melakukan langkah-langkah strategis untuk melestarikan jeruk ini," katanya.

Selain jeruk kelele Gayo, ia juga menemukan tanaman buah alpukat unggulan yang diketahui hanya menyisakan satu pohon di kebun masyarakat kawasan Kampung (desa) Simpang Juli, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah.

Menurut Shabela, alpukat unggulan yang didapati di kebun warga tersebut memiliki khas tersendiri.

"Keunggulan alpukat ini disamping rasanya gurih dan lemak, buahnya tidak berserat, kulit buahnya halus dan tebal. Tapi yang paling istimewa adalah buahnya besar-besar dan berat, kira-kira antara satu sampai dua kilogram per buah," katanya.

 

Baca juga: Kejuaraan Badminton Asia 2020 Dipindah dari Wuhan ke Manila

 

Pemilik kebun alpukat, Heri mengatakan bahwa pohon alpukat itu memang hanya tersisa satu batang di kebun miliknya. Ia belum pernah menemukan pohon alpukat jenis itu tumbuh di kawasan desa setempat.

"Pohon ini mungkin sudah berumur puluhan atau mungkin seratus tahun. Karena orangtua saya bercerita kalau pohon ini ditanam oleh kakek beliau atau datu saya," katanya.

Saat ini, pengawas Benih Tanaman Kabupaten Aceh Tengah berencana akan menyampaikan hasil peninjauan kedua jenis tanaman buah langka itu ke BPSB TPH Provinsi Aceh guna dilakukan identifikasi dan penilaian lebih lanjut.

Komentar

250 Karakter tersisa