6,5 Juta Anak Stunting, Ma'ruf: Hilangkan Ego Sektoral dan Perlu Kerja sama Antarpihak

Foto: Pixabay

 

Schoolmedia News, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjelaskan, kekerdilan atau stunting pada anak masih menjadi permasalahan di Indonesia. Bahkan menurutnya, saat ini jumlah stunting di Indonesia mencapai lebih dari 6 juta anak.

"Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia Tahun 2019 oleh Kemenkes, diketahui bahwa 27,7% anak Balita Indonesia mengalami stunting. Artinya ada sekitar 6,5 juta balita Indonesia yang mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama, dan hal ini dapat menyebabkan stunting di masa mendatang," ungkap Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada Rapat Koordinasi Teknis Nasional Percepatan Pencegahan Stunting Tahun 2020 melalui konferensi video, Rabu, 21 Oktober 2020.

Menurutnya, angka anak stunting di Indonesia tersebut memerlukan adanya keterlibatan setiap lembaga dengan menghilangkan ego sektoral agar konvergensi dapat berjalan baik dan tepat sasaran.  

“Konvergensi adalah kata yang mudah diucapkan, tetapi seringkali tidak mudah untuk diwujudkan. Untuk mewujudkannya diperlukan upaya keras dari kita semua. Setiap lembaga yang terlibat diminta untuk menghilangkan ego sektoral, karena konvergensi membutuhkan kerja sama antar pihak," ujarnya tegas.

 

Baca juga: Esok, Puspresnas Gelar Bincang Inovasi Kewirausahaan

 

Dalam acara yang mengangkat tema “Membangun dan Memperkuat Komitmen Percepatan dan Pencehahan Stunting" tersebut, dia menekankan, konvergensi harus diwujudkan dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga ke tingkat desa. 

Langkah awal yang perlu dilakukan yaitu analisis situasi dan pemetaan program untuk mengetahui realitas data stunting, serta program terkait stunting yang telah ataupun belum ada di daerahnya.

"Dengan melakukan pemetaan, tumpang tindih antar program dapat dihindari dan program yang dibutuhkan tapi belum tersedia dapat diidentifikasi," ujarnya.

Oleh karena itu, ia menegaskan, stunting harus dicegah bersama-sama untuk menghindari terciptanya generasi penerus yang lemah.

“Generasi yang lemah ini bukan hanya lemah dari sisi pemahaman agama, kesalehan dan ketaqwaan, tetapi juga dari sisi kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Oleh karena itu, saya menekankan kembali bahwa stunting ini harus kita cegah bersama-sama,” tegasnya.

 

Baca juga: Universitas Terbuka Bersiap Ubah Status

 

Pada kesempatan itu, dia pun menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Bupati/Wali kota dalam acara ini. Dia berharap setiap kepala daerah memiliki komitmen yang kuat dalam upaya percepatan pencegahan stunting. 

"Dengan komitmen yang kuat dari kepala daerah, pencegahan stunting dapat dijadikan sebagai prioritas pembangunan di daerah dan semua sumber daya yang diperlukan dapat dimobilisasi untuk pencegahan stunting," tuturnya.

Komentar

250 Karakter tersisa