Mahasiswa IPB Lidia Amelia,Sarah Nur Asriani dan Achmad Rendi Titaley membuat sunblock dari pati biji nangka, foto: Humas IPB
SCHOOLMEDIA NEWS, Bogor - Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) Program Studi Biokimia yakni Lidia Amelia, Sarah Nur Asriani dan Achmad Rendi Titaley membuat tabir surya atau sunblock dari bahan pati biji nangka.
Sebagaimana diketahui, penggunaan tabir surya (sunblock) berbahan kimia sintetik masih kurang disukai karena alasan keamanan dan harga yang relatif mahal. Solusi untuk permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan bahan alam sebagai bahan baku pembuatan tabir surya, tidak hanya lebih aman, namun harganya juga lebih terjangkau.
Pasalnya, pati merupakan salah satu jenis polisakarida yang digunakan sebagai pembuatan krim tabir surya. Kandungan pati pada biji nangka belum termanfaatkan dengan optimal. Sehingga, perlu upaya untuk mengolah biji buah nangka menjadi inovasi yang berguna bagi kesehatan khususnya kesehatan kulit.
Baca juga: Tingkatkan Jumlah Wirausaha, IPB Bangun Gedung Entreprenuership Center
Lidia menjelaskan, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sediaan krim dari pati biji nangka dan minyak kelapa sebagai produk tabir surya alami. Pihaknya, kata Lidia, juga menguji efektivitasnya sebagai perlindungan sel dari radiasi sinar ultra violet. Selain biji nangka, ia juga minyak kelapa sebagai bahan pengemulsi untuk pembuatan krim tabir surya.
"Kandungan asam laurat dan tokoferol pada minyak kelapa dapat berperan sebagai antioksidan dan mengurangi tekanan oksidatif yang diakibatkan oleh paparan sinar ultraviolet. Selain itu, minyak kelapa murni juga dapat dijadikan sebagai pelembab yang cocok untuk diaplikasikan pada kulit orang Asia, khususnya kulit orang Indonesia,” ujar Ketua Tim, Lidia Amelia, di Bogor, Rabu, 17 Juli 2019, seperti dilansir dari laman IPB.
Menurut Lidia, orang-orang yang beraktivitas di luar ruangan dan terkena paparan sinar UV akan terlindungi dengan penggunaan krim tabir surya ini. Selain itu, di industri kecantikan, krim ini juga dapat dijadikan inovasi produk tabir surya yang memanfaatkan sumber daya lokal.
“Bagi petani kelapa, hasil panen kelapa dapat dimanfaatkan untuk pembuatan krim tabir surya,” kata Lidia.
Baca juga: Pakar IPB: Literasi Informasi Kurang Efektif Tangkal Sebaran Hoaks
Lidia menjelaskan, dari hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa biji nangka memiliki aktivitas sebagai antiradiasi sinar ultraviolet. Hal ini terbukti dengan meningkatnya nilai Sun Protector Factor (SPF) krim tabir surya Sunbikala dengan meningkatkan konsentrasi biji nangka.
Krim dengan kandungan biji nangka 25 persen memiliki nilai SPF tertinggi yaitu 9,34. Sedangkan krim tanpa kandungan biji nangka memiliki nilai SPF 0.09.
“Sementara itu, krim dengan kandungan titanium dioksida sebanyak 15 persen sebagai kontrol positif hanya memiliki nilai SPF 5,02. Krim tabir surya Sunbikala juga memiliki kelebihan sebagai aktivitas antioksidan,” ujar Lidia.
Ketiga mahasiswa IPB tersebut telah mendaftarkan karya ini ke dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2019 dengan judul “Sunbikala: Sunblock dari Emulsi O/W Biji Nangka dan Minyak Kelapa sebagai Inovasi Berbasis Sumberdaya Lokal.
Tinggalkan Komentar