Qonita Ayu Nur Hasanah (18), Foto: Yenny Hardiyanti/SM
"Semalaman aku memimpikan dirimu lagi,
tapi hanya sesaat tapi kurang lama,
Ingin ku selalu berdekatan denganmu bukan hanya mimpi,
bukan hanya dalam anganku."
Itu adalah sepenggal lirik lagu berjudul "Hanya Mimpi" yang dibuat oleh Qonita Ayu Nur Hasanah (18), siswi kelas 12 SMAN 70 Jakarta. Lagu tersebut berceritakan tentang kerinduan terhadap seseorang yang berarti bagi hidupnya.
Ia mengeluarkan single lagu itu sekitar dua tahun lalu. Tak hanya lagu itu saja, ia juga menulis lagu berjudul "Tak Mengerti" dan sudah ia unggah di i-Tunes, Joox, maupun Youtube.
Menulis lagu dan menyanyi bukan hal baru baginya. Siswi kelahiran Bandung, 20 Oktober 2000 ini sudah mengenal musik, mungkin sejak dalam rahim ibunya. Bagaimana tidak, karena memang ia dibesarkan oleh orang tua yang menyukai musik.
Di usianya remajanya ini, ia kerap wara-wiri di ajang kompetisi menyanyi. Bahkan, jebolan juara Harapan 2 FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) 2017, pernah didaulat untuk menampilkan bakatnya di Singapura. Kontribusinya di dunia tarik suara juga ia buktikan dengan keikutsertaannya dalam ajang Jazz Festival di Jakarta.
Di ajang tersebut, ia menjadi musisi di salah satu panggung sebuah perbankan nasional. Akhir Januari lalu, bersama Rizky Febrian ia menggetarkan Gedung Teater Usmar Ismail, Jakarta dengan suaranya yang merdu.
Dari pelangi
Kesukaan Qonita, sapaan akrabnya, terhadap dunia musik rupanya sudah ia sadari dan jalani sejak berusia balita. Bahkan, di usia 3 tahun, ia pernah memaksa kedua orangtuanya untuk memperbolehkannya bernyanyi di atas panggung.
"Aku suka musik dari umur 3 tahun. Saat itu, aku ikut mengantar kakak untuk ikut lomba nyanyi. Nah, saat itu ada jeda karena juri sedang menilai peserta, lalu aku memaksa mama untuk nyanyi di atas (panggung), aku mau nyanyi di atas situ lalu aku narik baju panitia," ujar Qonita kepada news.schoolmedia.id saat ditemui di sekolahnya, beberapa waktu lalu.
Saat diberi kesempatan itu, putri ketiga dari empat bersaudara pasangan Danardini Indryastoeti dan Agung Budi Nur langsung naik ke atas panggung dan memperdengarkan suaranya untuk pertama kali di muka umum. Di usia itu, ia membawakan lagu Pelangi ciptaan Abdullah Totong Mahmud atau lebih dikenal AT Mahmud.
Sejak saat itu hingga detik ini, ia sudah mengumpulkan lebih dari 100 piala dari berbagai kompetisi yang ia ikuti. Untuk mengasah bakatnya, ia disiplin mengikuti les vokal dan juga berlatih secara mandiri.
Olah Fisik
Seperti musisi lain yang memiliki idola dalam kariernya, begitu juga dengan Qonita. Ia menyebut Lea Simanjuntak, Guruh Soekarno Putra, dan Chandra Darusman sebagai para musisi yang mempengaruhinya.
Qonita menjelaskan, ia menyukai Lea karena suaranya nan tajam, sedangkan ia menyukai Guruh karena ada unsur Indonesia dalam setiap karyanya, bahkan lirik lagu yang dipakainya juga menggunakan bahasa indonesia.
"Lea Simanjuntak, aku suka teknik vokalnya dia, suaranya dia itu tajam," ujar Qonita.
Untuk mematangkan suara seperti idolanya, Qonita disiplin dalam berlatih. Secara rutin, pemilik range mezzo-sopran ini, berlatih menyanyi yang diawali dengan pemanasan.
"Sama kayak latian atlet, mereka juga ada pemanasan, warming up. Di vokal juga ada warming up, namanya vocalizing. Latiannya itu ada lip trill, juga scale nada doremifasolasido dari nada rendah ke tinggi dan berulang," kata Qonita.
Ia juga kerap berlari (jogging) sambil bernyanyi, push-up, dan sit-up setiap hari.
"Aku latiannya satu set 15 kali atau kalau lari sambil nyanyi sampe satu putaran lagu selesai. Supaya kalau kita nyanyi bergerak, agar suaranya juga nggak gerak, tapi stabil," ujar Qonita.
Ia ju membiasakan diri untuk latian bernafasan dengan cara bernafas dengan menggunakan perut (diagragma).
Tekun belajar
Totalitas Qonita di dunia tarik suara, tidak membuatnya lupa akan pelajarannya di sekolah. Ia berpendapat bahwa pendidikan tetaplah nomor satu bagi hidupnya. Meski ia kerap ikut berbagai kompetisi ataupun mengisi pertunjukkan, namun ia tetap selalu membawa buku pelajaran kemanapun ia pergi.
Bahkan, ia tidak malu mengakui jika ia mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran tertentu. Bila ia berada dalam kondisi ini, ia akan mencari solusi agar masalahnya teratasi.
"Aku nonton di Youtube tentang pelajaran yang aku enggak ngerti, atau aku (kirim pesan melalui aplikasi) WA guru privat untuk tanya pelajaran itu," kata Qonita yang sudah menjadikan musik sebagai bagian dari hidupnya.
Karena saat ini ia sudah duduk di kelas akhir, ia kini sedang menyiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ia ingin menekuni bidang komunikasi ataupun manajemen. Karena menurutnya, di jaman sekarang, kedua bidang itu sangatlah diperlukan.
Penyuka genre musik pop jazz ini berharap, ke depan, ia ingin tetap berada di jalur tarik suara. ia ingin menjadi penyanyi sukses, dan juga pelajar sukses yang dapat membanggakan keluarga.
"Aku mau jadi penyanyi yang sukses, pelajar yang sukses, bisa membanggakan orang tua dan keluarga, lalu apa yang aku inginkan semoga semuanya tercapai," ujar Qonita berharap.
Tinggalkan Komentar