Cari

Sumatera Selatan, Kota Palembang

Karhutla Picu 274.502 Warga Menderita ISPA di Sumsel

Ilustrasi polusi udara, Ilus: Pixabay

 

SCHOOLMEDIA NEWS, Palembang - Jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA di Sumatera Selatan mencapai 274.502 orang selama periode Januari–Juni 2019 karena dipicu kebakaran hutan dan lahan.

Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini, mengatakan, penyakit ISPA cenderung rentan menyerang saat musim kemarau yang memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa lokasi di Sumsel.

“Kami sudah mengirim imbauan kepada pemerintah daerah untuk menyiagakan fasilitas pelayanan kesehatan mengantisipasi terjadinya kabut asap menjelang puncak musim kemarau,” kata Lesty di Palembang, Selasa, 12 Agustus 2019. 

Menurut Lesty, Kota Palembang menjadi daerah paling tinggi jumlah penderita ISPA yang mencapai 80.162 orang selama periode tersebut. Kemudian, disusul Banyuasin dengan penderita mencapai 36.871 orang, Muara Enim sejumlah 35.405 orang, Musi Banyuasin 21.871 orang dan Ogan Komering Ilir 13.292 orang.

 

Baca juga: Kabut Asap Karhutla Makin Tebal, Diknasbud Pontianak Liburkan Sekolah

 

Ia mengemukakan, daerah yang paling rawan terdampak oleh kabut asap yakni Palembang, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Lahat.

“Untuk Palembang sebenarnya bukan sumber asap, namun menjadi wilayah paling parah terdampak asap seperti yang terjadi pada 2015 kemarin. Arah angin dari sumber asap yakni di OKI dan Ogan Ilir membawa asap hingga ke Palembang,” ujar Lesty.

Secara bulanan, Lesty menguraikan, bulan April menjadi masa paling parah dengan jumlah 54.409 penderita, disusul Maret dengan 54.237 penderita, sebanyak 50.837 penderita pada Februari, Januari 44.142, Mei dengan 40.459 penderita dan 30.418 penderita pada Juni.

ISPA, kata Lesty, bukan hanya disebabkan oleh kabut asap, namun virus yang menyerang sistem pernapasan pun bisa menyebabkan ISPA. Namun demikian, kata dia, kabut asap yang membawa partikel kebakaran itu akan memperburuk potensi penderita bertambah.

“Dengan datangnya musim kemarau, potensi karhutla menyebabkan terjadinya kabut asap pun akan semakin tinggi. Oleh karena itu kami sudah melakukan sejumlah antisipasi pencegahan dan penanggulangan,” kata dia.

 

Baca juga: Kepala Sekolah Tak Miliki NUKS, Disdik: Sekolah Tak Dapat BOS!

 

Untuk langkah pencegahan dan pengendalian, Listy menjelaskan, pihaknya telah menginstruksikan Dinas Kesehatan kabupaten/kota untuk melakukan langkah-langkah penanggulangan, seperti meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menggunakan masker apabila bepergian, serta memperbanyak minum air putih.

Ia menjelaskan, bila terjadi peningkatan kasus penderita ISPA, pneumonia, konjungtivitis, dan diare di daerah, pihaknya meminta kepada surveilans kesehatan melakukan langkah-langkah pengendalian dengan cermat.

Berita Regional Selanjutnya
Bupati Paser Tandatangani MOU Komitmen Kurangi Sampah Plastik
Berita Regional Sebelumnya
Jalur Pelayaran Pulau Simeulue-Meulaboh Masih Terganggu Badai

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar