Cari

Kalimantan Timur, Kab. Penajam Paser Utara

500 Bibit Bakau Tandai Festival Mangrove di Penajam

Ilustrasi penanaman bibit mangrove, Foto: Pixabay

 

Penanaman 500 bibit mangrove menjadi penanda terselenggaranya Festival Mangrove di Kelurahan Kampung Baru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Festival ini digelar mulai 1 hingga 5 Mei 2019.

"Festival Mangrove merupakan gerakan kolektif pemeliharaan tanaman bakau di wilayah Penajam Paser Utara," kata Ketua Panitia Festival Mangrove Penajam Achmad Fitriadi di Penajam, Rabu, 1 Mei 2019.

Penanaman bibit bakau pada Festival Mangrove tersebut, akan diikuti oleh perwakilan dari Kota Balikpapan, Samarinda, Bontang, dan Sangatta, serta Kabupaten Paser. Penanaman 500 bibit bakau di kawasan tersebut, rencananya terselenggara pada 5 Mei 2019.

 

Baca juga: Pemkab Indramayu Terapkan Kurikulum Berbasis Mangrove di SD

 

Achmad Fitriadi menjelaskan, saat aksi tanam bibit mangrove nanti, sejumlah anggota pramuka, personel Komando Distrik Militer (Kodim) 0913/Penajam Paser Utara dan relawan Spartan, akan meramaikan kegiatan tersebut. 

"Kami ingin kembali menggaungkan kegiatan konservasi dan penanaman bakau yang memiliki peranan penting menjaga kestabilan alam, khususnya di daerah pesisir," ujarnya.

Ia berharap, pengembangan hutan mangrove depan dapat menghadirkan suatu ekowisata hutan bakau sebagai ikon wisata di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Festival Mangrove juga diramaikan dengan pentas kesenian daerah serta lomba tari dan mewarnai, pelatihan tari tradisional oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, serta pelatihan kelompok informasi masyarakat yang diselenggarakan Dinas Komunikasi dan Informasi.

"Festival Mangrove itu tidak hanya bersifat seremonial saja, tapi juga banyak kegiatan edukasi untuk masyarakat," ucap Achmad.

 

Baca juga: UN Environment Harapkan Peran Besar Indonesia Cegah Sampah Laut

 

Objek wisata bakau Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam memiliki luas lebih kurang 20 hektare dengan berbagai jenis pohon bakau, di antaranya "Avicennia", "Rizhophora" dan "Catappa".

Selain menikmati keindahan hutan bakau yang masih alami, pengunjung juga dapat melihat kera ekor hitam, bekantan (jenis kera hidung panjang), berbagai jenis burung dan kepiting serta biota lainnya di objek wisata mangrove tersebut.

Berita Regional Selanjutnya
Ada Aktivitas Tambang, Walhi Desak KLHK Kirim Tim ke DAS Bengkulu
Berita Regional Sebelumnya
MUI: Maknai Ramadan dengan Tingkatkan Persatuan

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar