Cari

Banten, Kota Tangerang

Warga Harap Waspadai Timbulnya Penyakit Chikungunya

Jenis nyamuk aedes albopictus, Sumber: entomologytoday.org

 

Aparat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Banten, mengingatkan warga setempat untuk waspada terhadap penyakit chikungunya yang disebabkan oleh nyamuk aedes albopictus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi di Tangerang, mengatakan tempat berkembangbiak nyamuk tersebut harus dibasmi.

"Sesuai data tahun 2018 terdapat 18 kasus chikungunya yang menyerang warga karena ada pihak yang melaporkan," kata Hendra, Sabtu, 27 April 2019.

 

Baca juga: Korban DBD Meningkat, Menkes Minta Pihak Sekolah Kuras Bak Air Jelang Libur

 

Namun hingga akhir April 2019, kata Hendra, belum ada kepala desa atau petugas rumah sakit dan Puskesmas yang melaporkan warga terkena chikungunya.

Kasus chikungunya terbanyak terkena warga di Kecamatan Rajeg, Sukamulya dan Kecamatan Pakuhaji serta enam kecamatan lainnya.

Hendra mengemukakan memang ada perbedaan demam berdarah dengue (DBD) dengan chikungunya karena DBD dapat menyebabkan kematian bagi penderita.

Sedangkan penderita chikungunya, kata Hendra, dapat menyebabkan persedian tubuh merasakan sakit yang luar biasa dan menjadi kaku.

Menurut dia, ada persamaan penderita chikungunya dengan DBD yakni merasakan panas tinggi disertai demam.

Pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada warga untuk menghindari DBD dan chikungunya dengan cara membiasakan pola hidup bersih.

"Hindari tempat berkembang biak nyamuk seperti genangan di pot dan botol, kain tergantung dalam waktu lama serta saluran air," kata Hendra.

Padahal sebelumnya, RSUD Kabupaten Tangerang, memiliki laboratorium bantuan dari Amerika Serikat yang mampu mendeteksi sebanyak 70 penyakit menular.

 

Baca juga: DKPPKB: Fogging Bukan Solusi Tekan Kasus DBD

 

Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid menyebutkan laboratorium itu dilengkapi peralatan penunjang mengunakan teknologi canggih dan dapat juga digunakan untuk penelitian.

Dia mengemukakan keberadaan laboratorium tersebut merupakan kerja sama pihak Kemenkes dan lembaga kesehatan Amerika Serikat.

Kemenkes memberikan prioritas sejumlah penyakit yang diteliti seperti malaria, demam berdarah dengue (DBD), Influenza, TBC dan HIV/AIDS.

Berita Regional Selanjutnya
Dalam 5 Tahun, Lapan Fokus Kembangkan Roket Hingga Pesawat Tanpa Awak
Berita Regional Sebelumnya
Miliki Hak Sama, 15 Anak Disabilitas Belajar Servis Telepon Seluler

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar