Gajah Sumatera, Sumber: WWF
Schoolmedia News, Ogan Komering Ilir - Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru, mengatakan, jangan sampai terjadi lagi konflik manusia dengan binatang dilindungi di provinsi tersebut. Ia mengatakan hal tersebut usai peristiwa tewasnya anggota TNI karena terinjak gajah liar.
"Seperti halnya konflik manusia dengan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) beberapa waktu lalu di wilayah Kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat serta Kabupaten Muara Enim", kata Herman usai meninjau lokasi amukan Gajah Sumatera (Elephas maximus) liar masuk kepemukiman di Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Jumat, 6 Maret 2020.
Bahkan, Herman melanjutkan, sekarang ini gajah yang menyerang sehingga menimbulkan korban jiwa. Untuk diketahui, Harimau Sumatera dan Gajah Sumatera merupakan binatang liar yang berkelana dalam teritorial tertentu. Bahkan gajah ini merupakan binatang dengan pola hidup berkelompok dengan strata tertentu dan memiliki jalur pengelanaan yang sudah terpola.
Jika wilayah pengembaraannya diubah atau diganggu, gajah bisa memberi reaksi negatif. Sedangkan Harimau Sumatera bersifat sebaliknya, dia berkelana secara soliter dengan wilayah habitat yang luas.
Baca juga: Mengenal Generasi Z Penerus Milenial yang Lebih Ambisius
Dengan kondisi ini, Herman berharap, tidak ingin persoalan tersebut berlarut-larut dan menimbulkan korban jiwa. Ia juga tidak ingin masyarakat terprovokasi melakukan aksi balasan terhadap binatang yang dilindungi tersebut.
“Tidak boleh lagi ada hewan buas yang mengganggu kehidupan manusia di lingkungannya. Tetapi di sisi lain hewan-hewan ini dilindungi dan harus kita jaga sebagai salah satu ciri khas flora dan fauna di Indonesia”, ujar dia.
Sementara itu Panglima Kodam II/Sriwijaya, Mayor Jenderal TNI Irwan, berpesan kepada para Babinsa agar selalu menjaga faktor keamanan dan keselamatan pada saat setiap melaksanakan tugas.
“Kalau ada gajah yang masuk desa, jangan sampai terlalu dekat, kasih tahu rekan-rekan Babinsa yang lain dan juga masyarakat”, ujarnya.
Baca juga: Pemerhati: Pengembangan Kapasitas Guru Butuh Kolaborasi Semua Pihak
Sebelumnya diberitakan, seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) tewas terinjak gajah liar yang mengamuk di Dusun Belanti, Desa Banyubiru, Kecamatan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, Rabu (4/3).
Anggota TNItersebut adalah Sersan Satu Iskandar, anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa). Kejadian tersebut bermula ketika warga melaporkan adanya sekawanan gajah masuk dan merusak perkebunan di kawasan Dusun Belanti sekitar pukul 08.00.
Menerima laporan tersebut, Iskandar dan rekannya, Sersan Mayor Sugiarto mendatangi lokasi kejadian. Saat mereka tiba di lokasi, dua orang warga mengalami luka-luka karena serangan gajah. Kedua anggota TNI tersebut pun hendak menolong kedua warga tersebut dengan mengusir kawanan gajah tersebut menggunakan menggunakan kayu.
Namun, saat membantu warga, tiba-tiba satu ekor gajah datang dan mengejar Sertu Iskandar. Korban sempat lari tapi terjatuh kemudian terinjak dan tewas di lokasi kejadian.
Sementara Sugiarto bersama dua warga lainnya selamat dalam peristiwa tersebut namun mengalami luka-luka di bagian kepala. Jenazah Sertu Iskandar dievakuasi setelah kondisi perkebunan yang dimasuki gajah tersebut mulai kondusif. Kedua petugas tersebut diketahui mengusir gajah tersebut tanpa menggunakan senjata, melainkan menggunakan kayu.
Dalam catatan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam), terdapat 120 ekor gajah liar yang memiliki habitat di sekitar kawasan tersebut. Desa tersebut masuk ke dalam wilayah jajahan kawanan gajah. Satu kawanan bisa berisi hingga 50 ekor gajah.
Tinggalkan Komentar