Ilustrasi penggunaan gawai dalam mencari informasi di era digital, Foto: Pixabay
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap era digital. Dampak negatif dari era digital ini dapat menjadi ancaman terhadap keutuhan Indonesia sebagai bangsa dan negara.
"Memang era digital ini tidak bisa hanya dilihat potensi besarnya dalam bidang ekonomi. Tapi juga sisi gelapnya. Terutama terkait ancaman terhadap keutuhan Indonesia sebagai bangsa dan negara," kata Emil saat memberikan sambutan pada sebuah diskusi bertajuk pekerja kreatif yang diadakan oleh Asumsi.co di Sabuga Bandung, Minggu, 10 Februari 2019.
Emil mengatakan masyarakat Indonesia bisa bersatu karena kesamaan nasib bukan karena kesamaan bahasa atau suku. Kesamaan nasib inilah, kata Emil, yang mengikat kita untuk membuat kesepakatan yakni Pancasila.
"Hal inilah yang akan kita jaga bersama-sama sampai kapan pun," kata Emil.
Menurut Emil, saat ini telah banyak kisah negara-negara besar yang pecah bahkan musnah seperti Afghanistan yang tujuh suku besar di sana tak pernah berhenti bertikai. Selain itu, kata Emil melanjutkan, juga Yugoslavia yang kini terpecah menjadi Serbia, Bosnia - Herzegovina, dan Kroasia.
"Di sana (Afghanistan), seminar yang membicarakan industri kreatif seperti ini tak mungkin dilakukan," kata Emil menjelaskan.
Baca juga: Karang Taruna Wadah Perkuat Semangat Kebangsaan dan Kebhinnekaan
Oleh karena itu, ia meminta, keragaman suku, agama, bahasa, dan ras harus dijaga agar industri kreatif bisa terus tumbuh di Indonesia. Penguatan SDM juga harus dilakukan karena manusia Indonesia di masa depan tak hanya harus pintar secara intelektual tapi juga emosional.
"Jangan sampai ketika ditilang, motor dirusak sendiri, kata Emil memberi contoh.
Sementara itu, Co-founder Asumsi.co Iman Sjafei mengatakan, era digital memang memiliki sisi gelap yang mengancam. Namun, digitalisasi justru sangat berperan dalam memperkuat industri kreatif.
Menurut Iman, disrupsi digital memangkas rantai ekonomi industri kreatif dan efeknya langsung terasa pada kontribusinya pada pendapatan negara.
Iman memaparkan, pada akhir tahun lalu, kontribusi industri kreatif dalam pendapatan negara mencapai Rp 1.105 triliun. Tahun ini, nilainya bakal jauh lebih besar.
"Untuk tahun ini diperkirakan industri kreatif akan menyumbang Rp 1.200 triliun pada PDB atau Produk Domestik Bruto Indonesia," kata Iman.
Baca juga: Hindari Hoaks, Menkominfo Ajak Generasi Milenial Isi Medsos dengan Konten Positif
Sehingga tidak heran jika saat ini tak terhitung jumlahnya pengusaha muda yang lahir dari industri kreatif. Era digital telah membuat mereka lebih bebas memilih profesi dan industri kreatif sebagai pilihan utama karir mereka.
"Ada kesan anak-anak muda sekarang tidak ingin bekerja. Tapi usaha dan pilihannya adalah industri kreatif," kata Iman.
Tinggalkan Komentar