Komunitas Lingkungan Buleleng Bali Donasi Biopori di Tempat Umum

Foto: Kelompok anak muda peduli lingkungan di Kabupaten Buleleng, Bali, membantu membuat biopori di area pura dan tempat umum lain dalam upaya meningkatkan serapan air dan mencegah terjadinya genangan saat musim hujan. (ANTARA/HO Humas Pemda Buleleng)

 

Schoolmedia News, Singaraja - Pandemi COVID-19 ternyata tidak menghalangi komunitas peduli lingkungan di Kabupaten Buleleng, Bali, untuk melanjutkan kegiatannya. Di tengah pandemi COVID-19 komunitas lingkungan Bulereng tetap membuat biopori di tempat-tempat umum.

Biopori adalah teknologi alternatif dan sederhana untuk penyerapan air hujan selain dengan sumur resapan. Biopori adalah istana cacing, walaupun sebenarnya penghuni biopori bukan hanya cacing. Selain untuk resapan air, biopori juga berguna sebagai pengolah sampah rumah tangga yang dapat diterapkan di lahan pemukiman perkotaan yg sempit. Anak-anak muda yang tergabung dalam Komunitas Biopori Warrior Buleleng membuat biopori di tempat umum seperti kompleks sekolah, pura, dan area balai desa.

"Selama seminggu ini kami mengerjakan 100 biopori di areal Pura Desa Adat Buleleng di Singaraja," kata koordinator Komunitas Biopori Warrior Buleleng Gde Suardana di Singaraja.

"Pura Desa Adat Buleleng merupakan pura pertama yang diberi donasi biopori. Donasi biopori akan terus dilakukan ke seluruh pura yang ada di Kabupaten Buleleng," ia menambahkan.

 

Baca jugaMudah, Ini 7 Tes Kesehatan yang Bisa Dilakukan Sendiri di Rumah

 

Tetap Memperhatikan Protokol Kesehatan

Foto: Unsplash

 

Suardana mengatakan bahwa saat mengerjakan pembuatan biopori anggota komunitas tetap menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19, mengenakan masker dan menjaga jarak dengan orang lain.

"Kewaspadaan tetap ditekankan kepada anak-anak komunitas agar pengerjaan biopori ini bisa berjalan lancar sekaligus juga aman," katanya.

Kelian Desa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna menyambut baik kegiatan pembuatan biopori di pura desa, yang akan membantu pengurus pura mengatasi masalah sampah sisa upacara adat.

"Apabila ada sampah-sampah organik akan dimasukkan ke dalam lubang biopori, kemudian dimanfaatkan sebagai kompos untuk tanaman sekitar pura ini, dan tidak akan ada air yang tergenang di areal pura," katanya.

"Kami harapkan warga juga membuat biopori di rumah masing-masing, selain untuk penanganan sampah, juga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi banjir saat musim hujan," kata Sutrisna.

 

Baca juga6 Pengaruh Makeup Dalam Kehidupan Asmara Menurut Pakar

 

Sosialisasi Biopori

Foto: Kelompok anak muda peduli lingkungan di Kabupaten Buleleng, Bali, membantu membuat biopori di area pura dan tempat umum lain dalam upaya meningkatkan serapan air dan mencegah terjadinya genangan saat musim hujan. (ANTARA/HO Humas Pemda Buleleng)


Suardana mengatakan sebelum mengerjakan pembuatan biopori di area Pura Desa Adat Buleleng, anggota komunitasnya telah melakukan sosialisasi mengenai manfaat biopori kepada warga dan membantu warga membuat biopori di rumah mereka.

"Biasanya, kami buat dulu satu biopori di rumah warga, lalu warga sendiri bisa melanjutkan lagi setelah diberi tahu caranya," kata dia.

Ia mengatakan, komunitasnya siap membantu pembuatan biopori di kompleks sekolah maupun desa.

"Jika ada desa atau sekolah yang ingin menerapkan penanganan sampah dengan biopori bisa mengajukan permohonan donasi biopori kepada kami," katanya.

Suardana dan komunitasnya selain mendorong warga membuat biopori di halaman rumah masing-masing juga mengajak warga memilah dan mengolah sampah rumah tangga mereka.

Komentar

250 Karakter tersisa