Anak ayam, Foto: Pixabay
Schoolmedia News, Kupang - Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur Dany Suhandi mengemukakan bahwa daerah itu masih sangat potensial untuk mengembangkan usaha peternakan ayam untuk memenuhi kebutuhan telur maupun bibit.
"Untuk usaha peternakan ayam masih sangat potensial, karena kebutuhan telur maupun bibit ayam untuk NTT, sebagian besar masih didatangkan dari luar," kata Dany di Kupang, Rabu, 5 Februari 2020
Menurut Dany, kebutuhan day old chicken (DOC) atau ayam berumur satu hari untuk seluruh NTT saja, baik untuk Flores, Sumba dan Timor setiap tahunnya mencapai 19,3 juta ekor.
Baca juga: Marc Marquez: Musim 2020 Akan Lebih Sulit
Selain itu, kata Dany, kebutuhan telur untuk NTT, setiap tahun mencapai 7.500 ton atau sekitar 130 juta butir telur.
"Kebutuhan DOC kita 19,3 juta ekor per tahun untuk seluruh NTT dan untuk telur minimal 7.500 ton, atau 7,5 juta kg," katanya.
Ia mengilustrasikan, kalau 1 kilogram ada 15 sampai 16 butir, maka warga membutuhkan sekitar 130 juta butir per tahun atau sekitar 299 ribu butir telur per hari yang harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Mengenai produksi lokal, Dany menjelaskan, saat ini produksi telur lokal hanya bisa memenuhi kurang lebih 70-80 ribu butir.
Baca juga: Ciptakan Rasa Aman Anak, 37 Sekolah Ikuti Pembinaan SRA
"Jadi, praktis pemasukan telur dari luar untuk memenuhi kebutuhan saja sekitar 199 ribu butir per hari," ujarnya.
Karena itu, Dany optimistis pihaknya terus berupaya mendorong pengusaha untuk mengembangkan usaha di wilayah tersebut.
250 Karakter tersisa