Foto: Unsplash
Schoolmedia News, Paris - Para ilmuwan Prancis sekarang ini sedang bersiap meluncurkan uji coba untuk menguji hipotesis mereka bahwa nikotin dapat membantu tubuh memerangi infeksi COVID-19. Uji coba ini akan melibatkan petugas kesehatan, pasien yang menggunakan patch (lembaran) nikotin dan pasien lain yang menggunakan patch plasebo.
Kemudian mereka akan diuji untuk melihat perbedaan tubuh mereka dalam merespons virus, seperti Schoolmedia News lansir dari Reuters, Selasa (28/4/2020). Uji coba ini merupakan tindak lanjut dari sebuah penelitian data kesehatan masyarakat Prancis, yang diterbitkan bulan lalu.
Data tersebut menunjukkan bahwa perokok memiliki kemungkinan 80% lebih rendah untuk terkena COVID-19 dibandingkan bukan perokok pada usia dan jenis kelamin yang sama. Para ilmuwan berhipotesis dalam penelitian mereka bahwa nikotin yang terkandung dalam rokok dapat mempengaruhi kemampuan molekul virus corona melekat pada reseptor di dalam tubuh.
"Anda memiliki virus yang masuk di reseptor, dan nikotin menghalangi itu, dan mereka berpisah," kata Jean-Pierre Changeux, profesor emeritus ilmu syaraf di institut Pasteur Prancis, menggambarkan proses dari hipotetis itu.
Baca juga: Facebook Tambah Emoji ‘Peduli’ Pada Tombol ‘Like’
Melakukan Uji Coba
Foto: Pixabay
Jean-Pierre Changeux juga ikut menulis penelitian dengan Zahir Amoura, seorang profesor di Rumah Sakit Universitas Pitie-Salpetriere Paris, dan melakukan uji coba tersebut. Amoura mengatakan bagian terpenting dari uji coba itu adalah pengujian pada kelompok sampel yang terdiri dari 1.500 profesional kesehatan.
Mereka akan dinilai untuk melihat apakah mereka terinfeksi virus, dan apakah mereka yang memakai patch nikotin lebih tahan daripada rekan mereka yang memakai patch plasebo.
"Itu bisa memberi kita cara untuk mengurangi penyebaran virus," kata Amoura.
Pengujian serupa akan dilakukan pada 400 orang yang telah dirawat di rumah sakit dengan gejala virus corona, untuk memahami apakah nikotin mengubah perkembangan penyakit. Pengujian akan dilakukan selama sekitar tiga minggu. Para peneliti mengatakan mereka akan berhati-hati untuk memastikan penelitian mereka tidak mendorong orang untuk merokok, mengingat dampaknya yang berbahaya pada kesehatan manusia.
250 Karakter tersisa