Ilustrasi suasana pelatihan pemadam kebakaran, Foto: Pixabay
Indonesia melanjutkan program pelatihan bagi pemadam kebakaran asing yang telah dilaksanakan sejak tahun 2009 terhadap Palestina, Fiji, dan Timor Leste.
Sejak 2009 tercatat enam pemadam kebakaran Palestina, 15 orang pemadam kebakaran Fiji, serta 18 pemadam kebakaran Timor Leste telah dilatih oleh Indonesia.
"Nanti akan ada sembilan pemadam kebakaran dari Fiji yang dilatih di Jakarta, kami jadwalkan Agustus tahun ini," kata Kasi Publikasi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta, Saepuloh dalam sebuah diskusi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis, 10 Januari 2019.
Pelatihan bagi pemadam kebakaran asing merupakan salah satu kontribusi Indonesia untuk dunia, yang turut disosialisasikan dalam "Pameran Capaian 4 Tahun Kementerian Luar Negeri RI" pada 8-10 Januari 2019.
Melalui program tersebut, pemadam kebakaran Indonesia membagi ilmu mengenai teknik tali-temali untuk menyelamatkan diri saat terjadi kebakaran, teknik mengangkat dan menurunkan korban menggunakan tangga yang difungsikan sebagai tandu, serta berbagai teknik lain yang diperlukan untuk menghadapi situasi darurat kebakaran.
Khusus untuk tim pemadam kebakaran Fiji, yang menurut Saepuloh masih menghadapi kendala utama dalam sisi kelengkapan peralatan, ia berharap kerja sama tahun ini tidak hanya mencakup pelatihan tetapi juga berupa hibah peralatan.
"Fiji sangat menghendaki dihibahkannya sarana prasarana dari kami," kata Saepuloh.
Lain halnya saat melatih pemadam kebakaran Palestina. Tantangan yang pihaknya hadapi justru untuk melatih kemampuan mental mereka dalam memadamkan si jago merah.
Saepuloh bercerita, orang-orang Palestina sangat trauma dengan bunyi sirine tanda kebakaran atau ledakan yang digunakan saat latihan.
"Buat mereka yang hidup di negara konflik, bunyi-bunyi seperti itu mengagetkan dan membuat panik. Mereka lebih sensitif dan trauma ketika mendengar suara ledakan," kata Saepuloh.
Karena itu, tim pemadam kebakaran Indonesia melakukan berbagai improvisasi untuk membantu kelancaran para pemadam kebakaran asing dalam melakukan tugasnya.
"Misalnya di Fiji, mereka hanya mempunyai tangga sepanjang 4-6 meter. Padahal untuk evakuasi kadang kita membutuhkan tangga yang lebih panjang, jadi kami dukung mereka dengan teknik tali-temali untuk menyambung tangga-tangga tersebut," ujar Saepuloh.
Sementara dari sisi bahasa, penerjemah dari Kemlu selalu disediakan untuk membantu para instruktur dan peserta pelatihan dalam berkomunikasi.
Selain mendukung pengembangan kapasitas pemadam kebakaran ketiga negara tersebut, pemadam kebakaran Indonesia juga bekerja sama dengan sejumlah negara diantaranya Jepang, Singapura, dan Korea Selatan.
Tinggalkan Komentar