Ilustrasi penggunaan media sosial, Foto: Pixabay
Komando Distrik Militer (Kodim) 0913 Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menyerukan bahaya "proxy war" kepada 41 pelajar SMA/SMK sederajat sebagai peserta Pendidikan dan Latihan Jurnalistik - Media Sosial. Kegiatan ini digelar Ikatan Jurnalis Benuo Taka di SMAN 2 Kecamatan Waru, Penajam, Kamis, 10 Januari 2019.
Pasintel Kodim 0913 Penajam Paser Utara, Kapten Sihotang menjelaskan, "proxy war" atau perang asimetris merupakan perang non-militer yang menjadi ancaman serius di masa kini. Perang ini, kata Sihotang, bisa menimbulkan kegaduhan, maupun melumpuhkan stabilitas nasional. Maka, dalam menyikapi perkembangan teknologi saat ini, pihaknya mengimbau agar seluruh pelajar lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial.
"Bijak-bijaklah dalam bermedia sosial. Jadikan medsos untuk membangun inspirasi dan berpikir positif," ujar Sihotang.
Dampak negatif kemajuan teknologi yang akhir-akhir ini terjadi di media sosial, menurut Sihotang, salah satunya terlihat dari maraknya pembodohan dan ujaran kebencian yang bertujuan memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Proxy war", Sihotang menjelaskan adalah peperangan tidak berbentuk. Maka, untuk mengantisipasi para pelajar harus bisa memilih dan memilah informasi atau isu yang beredar di medsos.
Pada pelatihan yang digelar ketiga kalinya ini juga diisi pembicara dari Polres dan Kejaksaan Negeri Penajam Paser Utara, serta dari kalangan wartawan. Pelatihan dan Latihan ini sebelumnya digelar di SMA Negeri 8 Kecamatan Penajam dan SMK Negeri 3 Kecamatan Babulu pada Desember 2018. Selanjutnya, Ikatan Jurnalis Benuo Taka atau ITBT akan menggelar kegiatan serupa di Kecamatan Sepaku dan di Kecamatan Penajam.
Tinggalkan Komentar