Nurul Raih Gelar Sarjana Kedokteran di Usia 19 Tahun. Ini Rahasianya!

 

 

Nurul Gusti Khatimah, Sumber: Dok UI 

 

Schoolmedia News, Depok - Rektor Universitas Indonesia, Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, PhD, menyebut nama Nurul Gusti Khatimah dalam pidato pada kegiatan Wisuda UI semester Gasal 2019/2020 tanggal 1 Februari 2020 di Balairung UI, Kampus UI Depok, Jawa Barat.

Bagi pihak kampus, mahasiswi FKUI angkatan 2016 ini membanggakan karena berhasil menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran (S.Ked) di FKUI pada usia 19 tahun 5 bulan dengan predikat Cum Laude IPK 3,55.

Atas prestasinya itu, Nurul ini kembali disebutkan sebagai salah satu penerima tumpeng pada perayaan Dies Natalis ke-70 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada Rabu, 12 Februari 2020 di Aula IMERI FKUI, Salemba, Jakarta.

 

Baca juga: Pusat Studi dan Riset Keamanan Siber Kini Ada di UI

 

Nurul lahir di Tangerang, Banten, pada 7 Agustus tahun 2000. Ia masuk sebagai mahasiswa baru di FKUI melalui jalur SNMPTN pada tahun 2016. Ia menamatkan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Tangerang Selatan.

“Menjadi dokter memang cita-cita saya sejak kecil. Alhamdulillah sekali saya dapat diterima di FKUI dan sekarang telah menyelesaikan pendidikan S.Ked,” ucap Nurul.

Nurul mengakui bahwa perjalanannya untuk bisa mewujudkan mimpi menjadi seorang dokter bukanlah perjalanan mudah. Banyak suka duka yang telah ia lalui hingga akhirnya mampu menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokterannya.

“Wisuda S.Ked ini bisa dibilang baru setengah jalan dari upaya saya meraih cita-cita menjadi seorang dokter. Selanjutnya saya akan memasuki dunia klinik dimana tingkat kesulitan dan bobot perkuliahannya akan lebih berat lagi. Semoga saya bisa melaluinya,” ujar Nurul.

 

Baca juga: Menteri Bintang: Kampung Ramah Anak Meningkatkan Hal Positif Pada Anak

 

Untuk bisa menjalani pendidikan di FKUI dengan baik, menurut Nurul, sangat penting bagi seorang mahasiswa kedokteran untuk mengetahui tipe atau gaya belajarnya masing-masing.

“Tipe belajar ada visual, auditorik, menulis, dan kinetik. Tiap orang berbeda-beda tipe belajarnya lebih dominan yang mana, tapi untuk saya, saya lebih ke menulis dan auditorik. Selain itu, untuk belajar, materi yang saya baca bisa dari textbook atau jurnal atau dari internet yang sumbernya terpercaya baik berbentuk bacaan atau video,” ujarnya.

Kebiasaan ini membuat Nurul selalu menandai tanggal ujian di kalender, lalu memperkirakan kapan ia mulai mencatat materi, dan kapan akan membaca kembali catatan tersebut.

“Sama seperti saat di SMA, saya biasanya mempelajari dulu bab yang akan dibahas esok harinya sambil mencatat di rumah, lalu saat di kelas saya bertanya kalau ada yang tidak saya pahami, dan setelah kelas biasanya ada hal yang saya tambahkan di catatan saya dan latihan soal. Jadinya kalau sudah dekat hari ujian, saya biasanya mengumpulkan catatan saya dan me-review kembali materinya”, ujar Nurul membagi tipsnya. 

Komentar

250 Karakter tersisa