Schoolmedia News Jakarta ---- Terlahir dari keluarga sederhana asal Jayapura, Papua, tak menghalangi Lunar Liva Lazore melanjutkan mimpinya untuk bisa ke Jepang. Mahasiswi yang kerap disapa Lunar ini merupakan salah satu penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) Papua yang menempuh pendidikan di Universitas Udayana pada program studi Sastra Jepang.
Kecintaan Lunar terhadap budaya dan bahasa dari negeri Sakura itu diawali dari hobinya menyanyi lagu-lagu Jepang. “Dari SMP saya sudah mulai belajar bahasa Jepang melalui lagu, lalu di SMA saya juga masuk jurusan bahasa untuk mengasah skills kebahasaan saya. Lalu akhirnya ketika kuliah saya memutuskan untuk masuk Sastra Jepang karena saya punya mimpi untuk bisa meniti karir di sana,” ungkapnya ketika ditemui tim Kemendikbudristek di Universitas Udayana, Kota Denpasar, Kamis (15/11).
Impian Lunar untuk mengambil program studi Sastra Jepang sempat ia lupakan, hal itu dikarenakan program studi tersebut hanya ada di beberapa universitas di Indonesia yang kebanyakan berlokasi di pulau Jawa dan Bali. Apalagi jika mengingat kondisi ekonomi keluarganya, ia tak pernah berpikir bisa masuk di program studi impiannya itu.
Selanjutnya, ketika Lunar mengetahui bahwa dirinya lolos beasiswa ADik ia sangat senang dan bersyukur. Akhirnya dia bisa melanjutkan kuliah di program studi yang ia cita-citakan. “Puji Tuhan bisa lolos beasiswa ADik, jika tidak lolos mungkin saya tidak bisa kuliah jurusan sastra Jepang. Rasanya senang sekali,” ucapnya sumringah.
Lunar menjelaskan bahwa ia mendapatkan info beasiswa dari temannya yang lebih dulu menjadi penerima beasiswa ADik. Keinginan yang kuat untuk mengurangi beban orang tuanya membuat Lunar bersemangat mempersiapkan diri sejak kelas 2 SMA. “Info beasiswa ini saya dapat dari teman, jadi selain giat belajar saya juga dibimbing teman saya ini mulai dari mendaftar sampai akhirnya bisa lolos,” tuturnya.
Bantuan beasiswa ADik yang ia dapatkan ini selain untuk memenuhi biaya pendidikannya di Universitas Udayana juga ia pakai untuk mencukupi kebutuhannya sebagai mahasiswi. Bagi Lunar, menjadi perantau bukan hal yang mudah. Jauh dari keluarga membuat ia harus bisa mandiri dan bisa mengelola keuangan dengan baik.
Terlebih, perasaan sepi karena jauh dari orang tua juga sering datang menghampiri. Sehingga untuk mengobati rasa sepinya itu, ia mulai menyibukkan diri ikut gabung ke klub-klub universitas untuk menjalin relasi sekaligus menambah pengalaman baru.
Saat ini Lunar tergabung dalam Yosakoi Club, sebuah klub tari tradisional asal Jepang. Ia dan klub tarinya tersebut sering dipanggil untuk tampil di acara-acara antar universitas. Ia juga masuk dalam kepanitiaan The Japan Festival of Udayana (D’JaFu 12th) yang akan diselenggarakan hari minggu (18/11) di Renon, Denpasar.
Bagi Lunar, berasal dari Papua tak menghalanginya untuk bermimpi besar. Melalui beasiswa ADik ia seolah-olah dibukakan pintu awal untuk meraih cita-citanya. Ia memang bermimpi untuk meniti karir sampai ke negeri Sakura, namun ia tahu bahwa langkah besar selalu dimulai dari hal-hal kecil. Jadi berbekal dari ilmu yang ia dapatkan saat di bangku kuliah, Lunar ingin ketika lulus nanti bisa bermanfaat bagi orang lain. “Saya ingin memperkenalkan budaya Jepang kepada masyarakat terutama anak-anak dengan membuka taman baca sambil mengajarinya bahasa Jepang secara gratis,” ungkapnya.
Mengakhiri obrolannya, Lunar berharap dengan adanya beasiswa ADik Papua semoga semakin banyak generasi muda Papua dengan keterbatasan ekonomi memiliki kesempatan yang sama untuk meraih cita-citanya. Ia yakin bahwa banyak hal yang bisa digapai asalkan memiliki tekad kuat dan tekun berusaha. “Di mana ada kemauan, di situ ada jalan,” tutup Lunar.
Tim Schoolmedia
250 Karakter tersisa