Mengenal Rayouf Alhumedhi, Remaja Arab Saudi Penggagas Emoji Hijab

Foto: instgram/@rayoufalhumedhi

 

Schoolmedia News, Arab Saudi - Emoji merupakan sebuah unicode yang sering kita dapati saat menggunakan smartphone. Emoji sendiri telah menjadi bahasa universal tidak resmi dalam komunikasi kita sehari-hari. Fitur emoji ini diciptakan untuk memberi kemudahan saat kamu yang ingin mengekspresikan sesuatu kepada lawan bicaramu dalam chat. 

Hal ini juga yang mendasari remaja asal Arab Saudi untuk menggagas emoji yang bisa mempresentasikan dirinya. Rayouf Alhumedhi sadar kekuatan emoji sebagai bahasa komunikasi baru di era teknologi digital seperti sekarang ini. Sayangnya, ia tak menemukan emoji yang mampu merepresentasikan dirinya dan perempuan lainnya yang mengenakan hijab. 

Ia merasa, seharusnya ada emoji yang bisa merepresentasikan dirinya dan ratusan juta perempuan Muslim lain di seluruh dunia. Hal ini mendorong remaja 19 tahun ini membuat paket emoji hijab. Dari sini lah mulai muncul idenya untuk menggagas pembuatan emoji hijab pada 2016, dilansir Emirates Woman, Selasa (3/9/2020). Idenya disambut baik oleh The Unicode Consortium, sebuah organisasi yang mengelola pengembangan emoji salah satunya untuk device Apple.

 

Baca jugaRahasia Khloe Kardashian Turunkan Berat Badan Hingga 27 Kg Usai Melahirkan

 

Foto: She The People

Setahun setelah mengajukan gagasan ke perusahaan The Unicode Consortium, emoji hijab gagasan Rayouf resmi di luncurkan di berbagai platform. Saat pengajuan proposal ke The Unicode Consortium, Rayouf bahkan mendesak agar dibuat emoji yang mirip dengannya dan mengadopsi warna kulit dari berbagai ras di seluruh dunia.

Rayouf Alhumedhi merupakan wanita asal Arab Saudi yang kini menetap di Jerman. Bukan wanita biasa, Rayouf ternyata pernah masuk daftar 'The 30 Most Influential Teens of 2017' versi majalah Time. Prestasi Rayouf dalam menggagas pembuatan emoji hijab terjadi saat dia masih berusia 18 tahun dan bersekolah di Vienna International School. Diketahui kini Rayouf melanjutkan pendidikannya di Stanford University, jurusan ekonomi.

Komentar

250 Karakter tersisa