Cari

Siswa

Novita Dwi Susanti, Mahasiswa Dissabilitas yang Lulus dari ITB

Wisudawati dari Magister Teknik Elektro, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Novita Dwi Susanti. Foto: itb.ac.id

 

SCHOOLMEDIA NEWS, Bandung -  Novita Dwi Susanti merupakan wisudawati dari Magister Teknik Elektro, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI). Tak ada yang menyangka, di tengah keterbatasan fisik yang ia alami, namun Novita tetap survive dan bisa menyelesaikan pendidikannya di ITB. 

Novita menceritakan pengalaman hidup dan perjuangannya dari mulai lulus SMA hingga sekarang. Setelah lulus SMA pada 2003, ia menempuh pendidikan di D3 Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Malang (dahulu Politeknik Brawijaya) pada 2003-2006. Setelah itu, ia melanjutkan S1 Teknik Telekomunikasi Universitas Brawijaya Malang pada 2006-2010. 

Perjuangan beratnya dimulai ketika ia menderita penyakit diabetes pada 2010. Saat itu ia sedang bekerja di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung. Diabetes yang dideritanya semakin parah seiring bertambah waktu. Belum lagi, ia divonis menderita Chronic Meolyd Leukemia (CML), yaitu penyakit kanker darah putih yang mengakibatkan pendarahan di kedua matanya. Pendarahan tersebut menyebabkan penglihatannya hilang selama dua bulan. Setelah dioperasi, mata sebelah kanan bisa melihat dengan kondisi juling, sementara itu mata kirinya buta total.

Baca juga: Anca Awal Sembada, Wisudawan Magister ITB Teliti Duckweed

Wisudawan yang berasal dari Nganjuk, Jawa Timur, ini sempat aktif sebagai peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung. Ia terlibat dalam berbagai proyek penelitian. Namun, setelah sakit, ia pindah ke Pusat Penelitian Teknologi Tepat Guna (P2 TTG) LIPI Subang, dekat dengan tempat tinggal keluarganya. 

Setelah satu tahun bekerja di sana, terdapat peraturan yang mensyaratkan agar peneliti menempuh pendidikan minimal S2. Hal ini memacu Novita untuk melanjutkan studi S2. Berkat perjuangannya mengikuti tes beasiswa dan tes kemampuan Bahasa Inggris yaitu TOEFL, ia mendapat beasiswa pendidikan dari LIPI sehingga berhasil menempuh pendidikan di Magister Teknik Elektro ITB.

Dengan keterbatasam fisik yang dimilikinya, rupanya tak menyulutkan semangat belajar Novita. Ia memanfaatkan e-book materi kuliah untuk memahami apa yang diajarkan dosen di kelas. Selain itu, ia pun senantiasa bertanya kepada dosen maupun mahasiswa lain terkait materi kuliah yang tidak ia pahami.

Di balik perjuangannya, selalu ada orang yang bersedia membantu baik saat kuliah maupun di saat-saat yang lain. Selain itu, peran suami juga sangat besar karena selalu menyemangatinya untuk menjalani kehidupan. 

“Awalnya saya merasa tidak pantas berkuliah di sini karena banyak mahasiswa yang lebih pinter dari saya, tapi akhirnya banyak yang menyemangati saya, ada juga yang mau menggandeng saya saat berjalan,” tutur Novita, di Bandung, Sabtu (19/10/2019).

Baca juga: Hanif Dhakiri Ingin Ekosistem Kerja Indonesia Lebih Fleksibel

Sebagai tugas akhir, Novita membuat thesis berkaitan dengan sistem sensor konsentrasi alkohol pada distilator. Setelah lulus, Novita memiliki rencana untuk mengembangkan ide bisnis pembuatan kuenya. Sementara itu, rencana untuk menempuh pendidikan S3 sangat ia pikirkan matang-matang mengingat kondisi matanya yang makin memburuk. 

“Saya berusaha untuk check-up dulu, memastikan apakah saya siap untuk lanjut S3. Kalo ternyata fisik saya membaik, dan ada rezekinya, ya saya jalani,” pungkas Novita, melansir itb.ac.id. 
 

Tokoh Selanjutnya
Wisudawan Fisika ITB Amanatkan Pantang Menyerah Meraih Mimpi
Tokoh Sebelumnya
Anca Awal Sembada, Wisudawan Magister ITB Teliti Duckweed

Tokoh Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar