Cari

Pakar

Dosen UGM Terpilih sebagai Wakil Presiden Asosiasi Panas Bumi Internasional 

Ir. Pri Utami, M.Sc., Ph.D adalah dosen geologi UGM yang terpilih sebagai Wakil Presiden Asosiasi Panas Bumi Internasional, Sumber: UGM


Schoolmedia News, Yogyakarta - Perempuan Indonesia yang menekuni riset bidang panas bumi, Ir. Pri Utami, M.Sc., Ph.D., terpilih sebagai Wakil Presiden Asosiasi Panas Bumi Internasional atau International Geothermal Association (IGA). Ia terpilih dalam pemilihan yang melibatkan lebih dari 4.000 anggota dari 65 negara. Ia merupakan dosen Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan menduduki posisi kedua dari organisasi internasional non profit yang menggalakkan pemanfaatan energi panas bumi.

Wanita kelahiran Surabaya ini mengatakan ia tidak menyangka akan terpilih menjadi wakil presiden IGA. Ia dilantik pada awal Juni lalu secara daring. 

Menurutnya, kemungkinan ia dipilih sebagai kandidat dari asosiasi panas bumi Indonesia dalam pemilihan tersebut. Tidak hanya itu, ia juga mendapat dukungan dari koleganya sesama peneliti di Inggris, Amerika dan Selandia Baru.

 

Baca juga: Giatkan Belajar Daring, Ditjen Dikti Gandeng Telkomsel

 

Kepala Pusat Penelitian Panas Bumi Fakultas Teknik UGM tersebut mengatakan bahwa setiap negara mempunyai potensi untuk meningkatkan pemanfaatan panas bumi.

“Setiap negara sebenarnya punya potensi dalam pengembangan energi panas bumi, hanya saja belum dimanfaatkan secara optimal,” kata Pri, pada Rabu 8 Juli 2020, seperti dilansir dari laman UGM.

Sebelum terpilih sebagai wakil presiden IGA, Pri Utami dikenal sebagai pakar energi panas bumi dari kampusnya. Ia banyak melakukan riset bidang kepanasbumian di Indonesia. Di samping itu, ia juga menjalin kerja sama dengan industri panas bumi, organisasi internasional dan menjabat ketua asosiasi panas bumi Indonesia. 

Menurutnya, kontribusi UGM dalam mendorong riset energi panas bumi menjadikan dirinya lebih banyak dikenal oleh universitas di luar negeri dan beberapa negara yang tertarik mengembangkan energi panas bumi. 

“Saya sempat diundang PBB, Taiwan dan Arab Saudi soal pengalaman Indonesia dalam pengembangan energi panas bumi,” katanya.   

 

Baca juga: Siswa SD, Yuk Ikut Lomba Online Berhadiah Total Rp 50 Juta

 

IGA, kata Pri Utami, merupakan organisasi internasional di bidang energi panas bumi yang selama ini selalu memberikan masukan kepada PBB dan kepala pemerintahan soal pemanfaatan energi panas bumi. 

Oleh karena itu, Pri Utami melanjutkan, ketika masuk sebagai jajaran pimpinan tertinggi organisasi ini hingga tahun 2023 mendatang, ia ingin menjadikan IGA agar lebih dikenal dalam menginisiasi pemanfaatan energi panas bumi dan mengenalkan energi panas bumi di kalangan generasi muda. 

“Saya ingin agar energi panas bumi diketahui oleh banyak orang, kita ingin menjalin kerja sama internasional, pertukaran pengetahuan dan teknologi dalam mengelola sumber daya alam panas bumi,” ujarnya.

Menurutnya, yang menjadi kendala selama ini dalam pemanfaatan potensi energi panas bumi adalah kurangnya keberpihakan serta ketidaktahuan para pengambil kebijakan tentang energi panas bumi sebagai energi terbarukan. 

Oleh karena itu, ia akan mendorong lebih banyak kegiatan riset dan pendidikan soal energi panas bumi. Pri Utami mengakui saat ini energi panas bumi baru dimanfaatkan untuk sumber pembangkit tenaga listrik. Bahkan, biaya untuk eksplorasi energi panas bumi memang butuh biaya yang cukup besar dan lama karena menyesuaikan tingkat kebutuhan daya listrik yang diinginkan. 

“Dulu untuk satu lokasi eksplorasi butuh waktu hingga 10-15 tahun agar bisa produksi, tapi sekarang dengan teknologi dan pengetahuan yang ada, cukup 5-6 tahun sudah bisa produksi,” katanya. 

 

Baca juga: 305 Judul Penelitian Terima Dana Rp 242 Miliar

 

Meski biaya yang dibutuhkan tidak sedikit, imbuhnya, namun daya listrik yang dihasilkan justru bisa bertahan lama hingga ratusan tahun apabila dikelola dengan baik dengan memanfaatkan air hujan yang masuk ke perut bumi. 

“Selain bersih bisa bertahan hingga ratusan sampai ribuan tahun,” ujarnya.

Belum optimalnya pemanfaatan potensi energi panas bumi ini menurutnya tidak hanya terjadi di Indonesia, namun hampir di seluruh belahan dunia. 

Ia menyebutkan Indonesia memiliki potensi energi panas bumi hingga 20.000 Megawatt yang tersebar di beberapa titik. Namun, hingga saat ini baru 2.113 Megawatt yang sudah dimanfaatkan. 

Menurutnya, kendala terbesar dalam pengelolaan energi panas bumi selain soal biaya, komitmen pengambil kebijakan dan kesiapan sumber  daya manusia yang masih jadi faktor penghambat.

Melalui IGA, kata Pri Utami, ia ingin berkontribusi lebih banyak untuk menggalang kerja sama internasional dengan berbagai banyak kepala pemerintahan, organisasi dunia, industri dan lembaga pendidikan untuk mendorong pendidikan dan riset bidang panas bumi semakin maju dan berkembang.

Tokoh Selanjutnya
Kisah Harry Sanders Miliader Berusia 22 Tahun yang Sempat Jadi Gelandangan
Tokoh Sebelumnya
Athena Capo-Battaglia, Gelandangan yang Berhasil Masuk Harvard

Tokoh Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar