Cari

Jawa Timur, Kab. Ngawi

4 Desa Minta Air Bersih, BPBD Ngawi Masih Tunggu Dana Bantuan dari Pemprov

Ilustrasi dampak musim kemarau, Foto: Pixabay

 

SCHOOLMEDIA NEWS, Ngawi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi masih menunggu dana bantuan kekeringan dan krisis air bersih dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur yang hingga kini belum masuk ke kabupaten setempat.

"Kami saat ini masih menunggu dana bantuan penanggulangan kekeringan untuk sejumlah desa terdampak yang diajukan ke Pemprov Jatim yang hingga kini belum turun," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ngawi Teguh Puryadi di Ngawi, Kamis, 18 Juli 2019.

Ia menjelaskan, pihaknya mengalai kesulitan karena sejauh ini sudah ada empat desa di wilayahnya yang mengajukan permohonan bantuan pengiriman air bersih.

"Dari pemerintah daerah ada (dana) sebetulnya, tapi juga masih belum cair," kata Teguh.

 

Baca juga: Kemarau Tiba, 9 Kabupaten Alami Kekeringan Ekstrem

 

Menurut dia, empat desa yang mengajukan bantuan air bersih tersebut sebenarnya sudah masuk dalam daftar 45 desa yang diusulkan ke pemprov untuk mendapatkan bantuan. Namun, kata Teguh, semuanya belum terealisasi.

Pihaknya, kata Teguh, akan melakukan pengecekan langsung kondisi sejumlah desa terdampak yang sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih. Jika memang sudah masuk kategori gawat, Teguh menegaskan, bantuan akan segera dikirim. Namun, untuk sementara menggunakan air dari sumur BPBD.

"Biasanya kami mengandalkan bantuan dari provinsi untuk mengambil air dari PDAM," kata Teguh.

Teguh menuturkan, pihaknya cemas jika ke-45 desa yang terpetakan rawan kekeringan tersebut bulan depan mulai kesulitan mendapatkan air bersih.

Karena itu, BPBD Ngawi berharap paling lambat akhir bulan Juli bantuan dari pemprov sudah turun, sehingga bisa langsung disalurkan saat puncak musim kemarau.

 

 Baca juga: Dana BOS Rp 10 Miliar untuk SMA/SMK di Maluku Belum Cair. Ada Apa?

 

Seperti diketahui, BPBD Kabupaten Ngawi memetakan 45 desa di wilayah setempat rawan mengalami kekeringan pada musim kemarau tahun 2019. Jumlah desa tersebut meluas hingga 15 desa dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pada tahun 2018 terdapat 30 desa di Ngawi terdampak kekeringan. Tahun ini diperkirakan bertambah menjadi 45 desa. Ke-15 desa yang terpetakan itu baru terdampak kekeringan di tahun 2019 dan tersebar di tujuh kecamatan. Paling banyak desa yang mengalami kekeringan berada di wilayah Kecamatan Pitu, yakni berjumlah empat desa.

Berita Regional Selanjutnya
Ada Kabut Asap Karhutla, Warga Pertanyakan Alat Ukur Pencemaran Udara Tak Berfungsi
Berita Regional Sebelumnya
Penggagas Bahasa Indonesia, Kemdikbud: Kami Usulkan Mohammad Tabrani Menjadi Pahlawan Nasional

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar