Kebun Raya Eka Karya Bali, Foto: balibeachindonesia
SCHOOLMEDIA NEWS, Tabanan - Sekitar 700 ribu wisatawan domestik dan mancanegara antusias melihat keindahan Kebun Raya Eka Karya Bali tiap tahunnya. Kebun raya ini atau yang dikenal dengan sebutan Kebun Raya Bedugul berada di ketinggian 1.250 - 1.450 meter di atas permukaan laut di Desa Candikuning, Baturiti, Bali.
"Seiring dengan perjalanan usianya, jumlah pengunjung memang terus bertambah, kalau di tahun 1975 yang tercatat hanya sekitar 4.700-an, kini meningkat menjadi hampir 700.000 orang per tahun," kata Plt Kepala Seksi Pelayanan Jasa dan Informasi Kebun Raya Eka Karya Bali, Renata Lusilaora Siringo Ringo, di Tabanan, Senin, 15 Juli 2019.
Baca juga: Kebudayaan Daerah Menjadi Tanggung Jawab Pemda, Kemdikbud: Alokasikan APBD untuk Budaya!
Hari ini, Renata mengatakan, Kebun Raya Eka Karya Bali merayakan hari jadinya ke-60. Kebun raya ini merupakan kebun raya pertama karya putra bangsa Indonesia. Pendirian kebun raya di daerah yang sejuk itu berawal dari ide Prof Ir Kusnoto Setyodiwiryo. Saat itu ia menjadi Direktur Lembaga Pusat Penyelidikan Alam dan merangkap Kepala Kebun Raya Bogor dan I Made Taman sebagai Kepala Lembaga Pengawetan Alam.
Tahun 1955, kata Renata, ide tersebut ditindaklanjuti dengan pendekatan ke Pemerintah Daerah Bali, saat itu Gubernur Sunda Kecil (Nusa Tenggara) Tengku Daud Syah dan Residen Bali Lombok I Gusti Bagus Oka memimpin wilayah tersebut.
Pemberian nama Eka Karya pada Kebun Raya karena pembangunannya dilandasi oleh kebulatan tekad antara pemerintah pusat dan derah untuk membangun sebuah kebun raya yang merupakan satu-satunya hasil karya putra-putri bangsa Indonesia.
Sebab, tiga kebun raya lainnya di Tanah Air merupakan peninggalan Belanda yaitu Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, didirikan pada 18 Mei 1817, Kebun Raya Cibodas, Cianjur, didirikan pada 12 April 1862, Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur didirikan tanggal 30 Januari 1941
Dalam perkembangan selanjutnya Kebun Raya Bali mengalami beberapa kali perluasan mulai dari 50 hektare, kemudian 129,2 hektare dan sekarang luasnya 157,5 hektare. Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kebun raya ini adalah sebagai tempat konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan.
"Memperingati ulang tahunnya yang ke-60 kali ini, Kebun Raya Eka Karya Bali meluncurkan buku 60 Tahun Kebun Raya Bali, yang berisi tentang capaian para pemimpin Kebun Raya Bali mulai dari tahun 1959 hingga sekarang dan juga diresmikannya Taman Surya Nirwana," ujar Renata.
Baca juga: HUT Sambas ke 388, KNPI Sarankan Pemda Beri Kepercayaan Pada Pemuda
Taman Surya Nirwana, kata Renata, dirancang dengan permainan berbentuk segi empat dengan kontras berbentuk lingkaran dan dilengkapi dengan tumbuhan semak dan tumbuhan merambat.
"Sesuai dengan namanya, Surya Nirwana yang berarti sinar dan suci dari surga. Oleh sebab itu, kiranya bisa menjadi inspirasi dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan bersama, sesuai dengan tema yang diusung yaitu Tumbuh Bersama Dalam Perubahan," ujar Renata.
Baca juga: Menhan: Siswa SMA Taruna Nusantara Disiapkan Menjadi Calon Pemimpin Berintegritas
Pada kesempatan yang sama juga dilakukan peluncuran Kartu Brizzi berlogo Kebun Raya Bali. Inovasi ini dilakukan Kebun Raya Bali untuk mendorong kebutuhan masyarakat akan adanya suatu alat pembayaran yang mudah, aman dan efisien.
Tujuannya, agar pengunjung lebih nyaman dan merasa aman, serta terciptanya administrasi yang transparan bagi Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali-LIPI
Tinggalkan Komentar