Foto: Pixabay
Pegiat gaya hidup nol sampah (zero waste) Siska Nirmala menyarankan masyarakat untuk memperhitungkan pola makan saat berbuka dan sahur untuk menghindari makanan mubazir atau terbuang (food waste). Menurutnya, saat puasa banyak sekali makanan mubazir akibat lapar mata, padahal kemampuan makan setelah berbuka biasanya tidak banyak.
"Agar tidak ada yang makanan terbuang maka harus menahan diri dan perhitungkan pola makan waktu berbuka dan sahur," kata Siska di Jakarta, Senin, 6 Mei 2019.
Siska mencontohkan untuk takjil saat berbuka, cukup sediakan satu dua jenis takjil saja. Menurut Siska membuang makanan jelas disayangkan, dari perspektif Islam menyatakan umat muslim harus memuliakan atau menghargai makanan.
Baca juga: Suguhkan Pengalaman Bertani, Polbangtan Bogor Tanamkan Cinta Pertanian Sejak Dini
Jika dilihat dari perspektif proses produksi hingga distribusi makanan, Siska menjelaskan, proses yang dijalani makanan dari kebun hingga ke meja makan sangatlah panjang.
"Membuang-buang makanan, artinya kita juga menyia-nyiakan proses panjang itu," kata Siska.
Baca juga: Selama Ramadan, Jam Sekolah di Magelang Dikurangi 5 Menit
Dari perspektif masalah sampah, Siska melanjutkan, food waste mendominasi jumlah sampah yang dibuang ke TPA. Sebanyak 50-60 persen sampah yang ada di TPA, kata Siska, adalah organik seperti sisa potongan sayur buah, atau sisa masakan yang tidak dimakan.
"Jadi dengan tidak menghasilkan sampah makanan, maka kita sudah membantu menyelesaikan sebagian besar masalah sampah," kata Siska.
Tinggalkan Komentar