Cari

DKI Jakarta, Kota Adm. Jakarta Pusat

Rencana Tarif Ojol Naik, Peneliti: Dorong Konsumen Kembali Gunakan Kendaraan Pribadi

Ilustrasi kemacetan di kota besar, Foto: Pixabay

 

Hasil riset Research Institute of Economic Development (RISED) mengemukakan bahwa kenaikan tarif ojek daring berpotensi mengurangi pengguna sehingga akan meningkatkan penggunaan kendaraan pribadi.

"Kenaikan tarif ojek 'online' (daring) mendorong konsumen kembali menggunakan kendaraan pribadi, sehingga mengdisinsentif penggunaan transportasi publik," kata Ketua Tim Peneliti RISED Rumayya Batubara dalam jumpa pers paparan hasil riset di Jakarta, Senin, 11 Februari 2019.

Menurut Rumayya, hal tersebut karena kenaikan tarif berpotensi untuk menggerus permintaan ojek daring karena akan ada konsumen yang enggan menggunakan ojek daring kembali.

Bila memang demikian adanya, maka ke depannya juga akan mendorong kembali konsumen untuk beralih dari menggunakan ojek daring dan menggunakan kendaraan pribadi.

Ekonom dari Universitas Airlangga itu juga mengatakan bahwa konsumen sangat sensitif terhadap segala kemungkinan peningkatan tarif, yang terlihat dalam hasil survei. 

"Kenaikan tarif ojek online berpotensi menurunkan permintaan konsumen hingga 71,12 persen," kata Rumayya.

 

Baca jugaPemerintah Rencana Naikkan Tarif Batas Bawah Ojek Daring, Pengamat: Bisa Hambat Industri Digital

 

Dari hasil survei yang dilakukan RISED diketahui bahwa jarak tempuh rata-rata konsumen adalah 8,8 km/hari.

Dengan jarak tempuh sejauh itu, ia menjelaskan, apabila terjadi kenaikan tarif dari Rp 2.200/km menjadi Rp 3.100/km (atau sebesar Rp 900/km), maka pengeluaran konsumen akan bertambah sebesar Rp 7.920/hari. 

"Bertambahnya pengeluaran sebesar itu akan ditolak oleh kelompok konsumen yang tidak mau mengeluarkan biaya tambahan sama sekali dan yang hanya ingin mengeluarkan biaya tambahan kurang dari Rp 5.000/hari. Total persentasenya mencapai 71,12 persen," kata Rumayya.

Terkait dengan hal tersebut, mantan Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Zumrotin K Susilo menjelaskan tarif memang selalu menjadi pertimbangan penting konsumen dalam menggunakan layanan atau produk. 

Menurut Zumrotin mengungkapkan, dapat terlihat dari hasil survei yang dilakukan RISED bahwa 64 persen responden mengaku menggunakan aplikasi dari dua perusahaan aplikasi ojek daring. 

"Persentase ini menunjukkan layanan ojol amat sensitif dengan harga yang ditawarkan," kata Zumrotin. 

Maka, ia mengingatkan bahwa jika tarif ojol naik drastis, maka ada kemungkinan konsumen akan kembali beralih ke kendaraan pribadi di jalanan dan kondisi ini akan mengakibatkan penggunaan kendaraan akan semakin tinggi.

Sementara itu, Ekonom UI Fithra Faisal mengatakan, bahwa peningkatan harga akan berdampak terutama kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang sebagian kerap menjadi pengguna moda ojek daring.

Berita Regional Selanjutnya
Masuk Pemukiman, Gajah Liar Rusak Pagar Sekolah di Aceh Barat
Berita Regional Sebelumnya
Pemerintah Rencana Naikkan Tarif Batas Bawah Ojek Daring, Pengamat: Bisa Hambat Industri Digital

Berita Regional Lainnya:

Comments ()

Tinggalkan Komentar